SELAMATAN USIA KEHAMILAN

SELAMATAN  MENJELANG BERSALIN

Dalam tradisi Jawa dari dulukala telah dikenal berbagai uborampe sesaji atau sesuatu yang disajikan sebagai bentuk pewujudan doa (baca: sinergisme/harmonisasi) dan harapan (upaya penyelarasan) ke dalam simbol. Doa dan harapan tak cukup sekedar di ucapkan dalam hati dan mulut saja. Sebagai ungkapan dari ketangga (keketeg hing hangga) atau tekad bulat di dalam jiwaraga. Dengan harapan agar supaya lahirnya si ponang jabang bayi dan ibu yang mengandung diberikan keselamatan, kelancaran, selalu dalam lindungan dan berkah Ilahi melalui perantara energi hidup manasaja ; lewat perantara suami, perantara dokter, bidan, perawat, orang lain tak dikenal, tetangga, teman, kerabat, saudara, maupun perantara para leluhurnya sendiri.

Adapun syarat-syarat atau uborampe jika usia kehamilan sudah mencapai :

SATU BULAN

Materi selamatan berupa : bubur abor-abor atau bubur sungsum, yang dibuat dari tepung beras dengan sedikit garam. Cara menghidangannya dengan diberi 2 macam kuah yakni ; juruh, atau gula jawa yang sudah dicairkan dan, santan yang diperas dengan air putih matang ditambah garam secukupnya (dicolok uyah).

DUA BULAN

Materi selamatan terdiri dari ;

  1. Nasi tumpeng kuluban (nasi tumpeng yang sekelilingnya diberi urap atau gudangan). Berbagai macam kuluban tergantung daerah masing-masing, yang penting jumlah warnanya harus ganjil.
  2. Bubur merah (bubur beras yang dikasih gula merah).
  3. Bubur putih (bubur beras ditambah dengan santan).
  4. Bubur merah putih (bubur merah diatasnya ditaruh bubur putih)
  5. Bubur baro-baro (bubur putih di atasnya diberi parutan kelapa dan sisiran gula merah). Untuk daerah solo dan sekitarnya bubur baro-baro terbuat dari bubur bekatul atau dedak halus, di atasnya diberi parutan kelapa dan gula merah.
  6. Pipis kental (tepung beras, garam, santan, gula merah, dijadikan satu dengan dibungkus daun pisang lalu dikukus).
  7. Segala macam jajan pasar (makanan kecil yang dijual di pasar).
  8. Kembang boreh (bunga serba putih ; mawar putih, melati, kanthil di tambah dengan boreh yakni parutan dlingo dan bengle dicampur). Biasanya pedagang bunga sudah menyiapkan kembang boreh. Jika beli bunga hendaknya jangan menawar, tetapi jatuhkan uang sekehendak anda sendiri.

TIGA BULAN (Madeking)

Materi selamatan berupa ;

  1. Nasi punar (nasi gurih yang berwarna kuning) lauknya berupa daging. Jeroan, mata kerbau atau mata sapi, dan sambel goreng.
  2. Kue Apem (tepung beras yanag ditambah sedikit ragi dan gula merah secukupnya).
  3. Beberapa macam Ketupat ; sinta, jago, sidolungguh, dan ketupat luwar.

LIMA BULAN

  1. Nasi kuluban.
  2. Ulat-ulatan (tepung beras dengan adoonan air yang berwarna merah, kuning, hitam, dan dicetak seperti ulat).
  3. Ketan mancawarna (ketan beraneka warna) yang di dalam penghidangannya selalu dengan enten-enten (parutan kelapa yang dimasak dengan garam dan gula merah).

Selamatan 5 bulan ini kerabat diberi makanan tersebut disajikan di dalam takir (alas makan nasi dari lipatan daun pisang) yang dihiasi janur kuning dan memakai 5 macam tusuk jarum : emas, suasa, perak, besi, dan tembaga yang dialasi dengan tampah atau tambir, boleh juga menggunakan cobek. Lalu mohon doa restu agar diberi keselamatan dan kelancaran bagi semuanya, jabang bayi dan ibu hamil beserta seluruh keluarga dan kerabat. Pada selamatan ke 5 bulan ini dibuat takir pontang, isinya ; nasi wajar dan nasi punar, dengan lauk pauk terdiri dari ; daging sapi/kerbau, jeroan, dan mata kebo. Dan diisi makanan yang dipakai untuk selamatan, masih ditambah dengan rujak cerobo (rujak dengan campuran berbagai macam buah, idealnya 7 macam buah-buahan).

ENAM BULAN

Materi  berupa : apem kocor (tepung beras diberi ragi secukupnya tetapi tanpa gula). Dihidangkan dengan juruh (cairan gula merah dan santan). Apem kocor sama dengan cara penyajian kue serabi manis (Sunda ; surabi amis).

TUJUH BULAN

Lihat dalam tulisan terdahulu. Silahkan klik TINGKEBAN, MITONI.

DELAPAN BULAN

Materi selamatan berupa ;

Bulus angrem (kue klepon yang di atasnya ditaruh kue serabi ditelungkupkan). Kue serabi diumpamakan seekor bulus mengeram, kue klepon diumpamakan telornya. Kue klepon terbuat dari tepung ketan yang dicampur air diremas daun pandan. Lalu dibentuk bulat-bulat sebesar telur puyuh di dalamnya dimasukkan gula merah. Setelah itu dikukus, disajikan dengan parutan kelapa. Sedangkan kue serabi ; terdiri tepung beras, dicampur dengan parutan kelapa diaduk lalu disangan.

SEMBILAN BULAN

Materi selamatan berupa ; bubur procot (tepung beras dimasak bersama gula merah, santan. Setelah hampir masak, diberi pisang dikupas dan utuh, lalu dimasukkan ke dalam takir).

APABILA ADA TANDA-TANDA TELAT MELAHIRKAN

Apabila telah menginjak 9 bulan (lebih 10 hari) belum merasakan tanda-tanda kelahiran. Dilakukan selamatan dengan dawet plencing. Bahan-bahan ; pati onggok diberi gula dan santan. Dijual kepada anak-anak tetangga kiri kanan, “uangnya” menggunakan pecahan genteng (kreweng) yang sudah disiapkan terlebih dulu. Dawet atau cendol plencing harus diminum sampai habis ditempat penjualan lalu si pembeli disuruh berlari kencang (jawa; mlencing). Sepintas memang aneh dan lucu, tetapi jangan heran jika ibu hamil segera merasa tanda-tanda si ponang jabang bayi akan segera lahir.  Apabila setelah dibuatkan dawet plencing tidak juga keluar, biasanya si ponang jabang bayi memang akan lahir lebih lama dari waktu umumnya. Seperti halnya ank saya sendiri, istri saya hamil selalu setahun lebih, 13 bulan bahkan ada yang beberapa tahun lamanya, baru kemudian lahir dengan sendirinya dan selamat semuanya.

JIKA KESULITAN MELAHIRKAN

Berikut ini saya tayangkan materi yang disajikan bagi ibu yang mengalami kesulitan saat akan melahirkan. Apabila “pembukaan” terjadi sangat lambat, bahkan hingga ketuban mengalami pecah di dalam rahim, yang beresiko bayi keracunan air ketuban. Karena janin terendam dalam ketuban yang telah tercampur dengan tinja dan air kencing bayi. Tindakan medis yang bisa dilakukan adalah operasi caesar. Untuk itu, tata cara berikut merupakan langkah antisipasi yang bisa dilakukan. Soal berhasil tidaknya semua itu menjadi ketentuan akhir dari Gusti Hyang Mahawisesa. Namun biasanya tata cara berikut mempunyai akurasi cukup besar yang bisa diharapkan.

1. Melompati pintu depan (pintu ruang tamu) sambil menelan minyak kelapa sesendok  makan. Untuk saat ini minyak kelapa bisa diganti dengan ViCO (Virgin Coconut Oil) yang manfaatnya jauh lebih besar untuk kesehatan badan. Caranya, anda melangkahi pintu dari dalam rumah ke arah luar rumah. Saat melangkahi pintu sambil berucap mantra demikian :

Jabang bayi kang ono ing guwa garbaku, enggal metuo kanthi lancar lan slamet, slamet jabang bayine slamet ibune, dadi bocah pinunjul, bisa mikul dhuwur mendhem jero wong tuwa, hambeg lakutama. Kabeh saka kersaning Gusti Allah”.

Kalimat di atas sebagai bentuk komunikasi antara si Ibu dengan si Jabang bayi. Dengan  adanya komunikasi batin dan lahir, diharapkan ada keselarasan kehendak dan rasa di antaranya. Kemauan si Ibu dan si jabang bayi bisa harmonis dan sinergis yang akan menimbulkan efek energi baru untuk segera lahir dan melahirkan.

2. Cara yang lain adalah sbb : menyiapkan materi atau uborampe berikut ;

Dengan mengucapkan mantra sebagai mana no 1 di atas. Materinya terdiri dari : Dawet brojol, gula merah (Jawa), kembang setaman, kelapa dibelah. Adapun makna dari beberapa uborampe tersebut ; Dawet brojol, agar mudah mbrojol (keluar dengan menelusup),  segar-bugar, dan lancar dan licin keluar seperti cendol. Gula Jawa (gula merah), supaya jabang bayi segera ngejawa (keluar/ngejawantah/lahir).  Kelapa dibelah, agar supaya hatinya terbuka, menjadi tenteram, tidak gelisah dan khawatir. Berarti pula, memecah kebuntuan, membuka jalan bagi si jabang bayi, membuka segala hal yang menjadi penghalang dan penghambat. Karena perasaan gelisah dan khawatir saat akan melahirkan bayi justru sangat mempengaruhi kelancaran melahirkan. Semakin takut, khawatir, gelisah akan menimbulkan hambatan-hambatan saat akan melahirkan. Kembang setaman : terdiri mawar merah dan putih, kathil, melati, kenanga. Harum bunga, indah warna membuat hati senang, tenteram, dan tenang. Selain itu, ubo rampe juga untuk mewujudkan rasa penghormatan kepada semua leluhur yang menurunkan anda, dengan harapan selalu njangkung dan njampangi saat-saat melahirkan si jabang bayi.

KELAHIRAN TIDAK WAJAR

Berikut beberapa kasus proses kelahiran bayi yang tidak terjadi sebagaimana umumnya :

  1. Sungsang atau saat jabang bayi menginjak usia 9 bulan dalam kandungan, tetapi posisinya masih terbalik, hal ini ada dua kemungkinan. Pertama, si ibu melanggar pantangan bagi ibu hamil, yakni makan buah kepel. Tetapi bila tidak melanggar pantangan tetap terjadi sungsang, janganlah panik karena sungsang menjadi salah satu pertanda kelak bayi akan menjadi orang pinunjul/linuwih.
  2. Kalung usus, yakni saat melahirkan lehernya terlilit oleh tali plasenta (ari-ari). Hal ini juga menjadi salah satu pertanda kelak bayi akan menjadi orang pinunjul/linuwih.
  3. Bayi bungkus, yakni jabang bayi saay lahir dalam keadaan terbungkus oleh selaput tipis (seperti cerita Gatotkaca). Pada bayi umumnya, selapus tersebut sudah pecah saat akan keluar dari rahim ibu dengan ditandai keluarnya air ketuban (kawah) barulah disusul bayi yang keluar, dan terakhir plasenta (ari-ari). Untuk membuka “bungkus” tersebut, jaman dulu dilakukan dengan cara dicolek menggunakan sebutir padi.

KAKANG KAWAH DAN ADI ARI-ARI

Kawah dan ari-ari memiliki energi yang tidak akan lenyap, apalagi jika dirumat/dipelihara. Fisiknya akan kembali ke bumi, sedangkan energinya akan menjadi energi pendamping si jabang bayi hingga kelak mati. Kawah memiliki energi yang lebih tua sehingga disebut sebagai kakang/kakak, sedangkan ari-ari memiliki energi yang lebih muda (adik).

Untuk memberdayakan energi kakang kawah dan adi ari-ari silahkan KLIK DI SINI. Dan untuk selamatan SELAPANAN atau selamatan bayi usia 35 hari silahkan KLIK DI SINI.

About SABDå

gentleman, Indonesia Raya

Posted on November 21, 2009, in Selamatan Usia Kehamilan and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 27 Komentar.

  1. wah saya baru tahu bahwa selamatan bayi dimulai sejak umur 1 bulan, tahunya bila sudah beranjak 7 bulan atau mitoni.
    bila mitoni dilakukan untuk kehamilan anak pertama, apakah selamatan bayi ini untuk semua kehamilan Mas?

    terima kasih atas artikelnya

  2. Info ingkang sangat bermanfaat ki. Nguri-uri kabudayan lokal ingkang sak meniko sudah banyak yang dilupakan umat beragama “modern”. Nuwun ki. rahayu.

    Nb: kira-kira kapan ya ki kita mengadakan saresehan lanjutan bertema kiamat jagade manungso??? Nuwun.

    • Matur sembah nuwun Ki, tuwi kasugengan sedaya pinaringan berkah Gusti Mahawikan. Saya juga sedang memikirkan hal itu Ki, jika alam sudah sinergis mungkin bisa kita adakan pada awal 2011 (rongewu sewelas), supaya mendapatkan KAWELASANing Gusti. Bagaimana jika lokasinya digeser ke barat 317 km dari lokasi Sidoarjo tempo hari ?
      Nuwun

  3. Matur Suwun Ki Sabda atas postingannya,saya ada sedikit tanya masalah kalung usus,karena kedua anak saya lahirnya kalungan usus semua .anak pertama lahir dg 1 kalung usus dan unyeng2 nya 1,sedangkan anak nomer 2 kalungan usus 2 unyeng2 nya 2,ini pertanda apa ya Ki Sabda

    Salam Sih Katresnan

  4. Matur suwun sanget Ki Sabda,Insya Allah

    Salam Sih katresnan

  5. Setuju ki, sangat setuju. Lokasinya digeser ke episentrumnya saja. Biar terjadi titik keseimbangan lahir batin. Nanti kita ajak ikut serta para bala kurawa agar semakin mendapatkan pencerahan. Nuwun. Rahayu.

  6. Terimakasih tulisannya. Kunjungi juga semua tentang Pakpak di http://boeangsaoet.wordpress.com

  7. terima kasih telah bersedia nguri2 ajaran adi luhung jawi …. mugi gusti paring berkah saha kesalametan kagem panjenengan ugi kaluwargi.

    nuwun

  8. Apa Hukum Mitoni (Selamatan Kehamilan)?

    Pertanyaan:

    Apakah ada dasar hukum selamatan kehamilan, seperti 3 bulanan atau 7 bulanan (bahasa Jawa: Mitoni). Pada acara tersebut juga disertai dengan pembacaan diba’. Terus terang sata belum pernah membaca riwayat tentang selamatan seperti di atas pada masa Rasulullah. Mohon penjelasannya.

    Cahyo.Prasongko@XXXX
    Jawaban:

    Selamatan kehamilan, seperti 3 bulanan atau 7 bulanan, tidak ada dalam ajaran Islam. Itu termasuk perkara baru dalam agama, dan semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah merupakan kesesatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

    “Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah merupakan kesesatan.” (HR Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah)

    Kemudian, jika selamatan kehamilan tersebut disertai dengan keyakinan akan membawa keselamatan dan kebaikan, dan sebaliknya jika tidak dilakukan akan menyebabkan bencana atau keburukan, maka keyakinan seperti itu merupakan kemusyrikan. Karena sesungguhnya keselamatan dan bencana itu hanya di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

    Allah berfirman:

    قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ مَا لاَ يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا واللهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَليِمُ

    “Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa’at?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Maidah: 76)

    Demikian juga dengan pembacaan diba’ pada saat pereyaan tersebut, ataupun lainnya, tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam. Karena pada di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, diba itu tidak ada. Diba’ yang dimaksudkan ialah Maulid Ad Daiba’ii, buku yang berisi kisah kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan pujian serta sanjungan kepada Beliau. Banyak pujian tersebut yang ghuluw (berlebihan, melewati batas). Misalnya seperti perkataan:

    فَجْرِيُّ الْجَبِيْنِ لَيْلِيُّ الذَّوَآئِبِ * اَلْفِيُّ الْأََنْفِ مِيْمِيُّ الْفَمِ نُوْنِيُّ الْحَاجِبِ *

    سَمْعُهُ يَسْمَعُ صَرِيْرَ الْقَلَمِ بَصَرُهُ إِليَ السَّبْعِ الطِّبَاقِ ثَاقِبٌ *

    Dahi Beliau (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) seperti fajar, rambut depan Beliau seperti malam, hidung Beliau berbentuk (huruf) alif, mulut Beliau berbentuk (huruf) mim, alis Beliau berbentuk (huruf) nun, pendengaran Beliau mendengar suara qolam (pena yang menulis taqdir), pandangan Beliau menembus tujuh lapisan (langit atau bumi). (Lihat Majmu’atul Mawalid, hlm. 9, tanpa nama penerbit. Buku ini banyak dijual di toko buku-toko buku agama).

    Kalimat “pendengaran Beliau mendengar suara qolam (pena yang menulis taqdir)”, jika yang dimaksudkan pada saat mi’raj saja, memang benar, sebagaimana telah disebutkan di dalam hadits-hadits tentang mi’raj. Namun jika setiap saat, maka ini merupakan kalimat yang melewati batas. Padahal nampaknya, demikian inilah yang dimaksudkan, dengan dalil kalimat berikutnya, yaitu kalimat “pandangan Beliau menembus tujuh lapisan (langit atau bumi)”. Dan kalimat kedua ini juga pujian ghuluw (melewati batas). Karena sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui perkara ghaib. Yang mengetahui perkara ghaib hanyalah Allah Azza wa Jalla. Allah berfirman:

    قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

    “Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (Qs. An Naml: 65)

    ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah menerima tuduhan keji pada peristiwa “haditsul ifk”. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui kebenaran tuduhan tersebut, sampai kemudian turun pemberitaan dari Allah dalam surat An Nuur yang membersihkan ‘Aisyah dari tuduhan keji tersebut. Dan buku Maulid Ad Daiba’ii berisi hadits tentang Nur (cahaya) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang termasuk hadits palsu.

    Dalam peristiwa Bai’atur Ridhwan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui hakikat berita kematian Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, sehingga terjadilah Bai’atur Ridhwan. Namun ternyata, waktu itu Utsman radhiyallahu ‘anhu masih hidup. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Rasul-Nya untuk mengumumkan:

    قُل لآأَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ اللهِ وَلآأَعْلَمُ الْغَيْبَ

    “Katakanlah: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib.” (Qs. Al An’am: 50)

    Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bagaimana mungkin seseorang boleh mengatakan “pandangan Beliau menembus tujuh lapisan (langit atau bumi)”?

    Semoga jawaban ini cukup bagi kita. Kesimpulan yang dapat kita ambil, bahwa selamatan kehamilan dan pembacaan diba’ termasuk perbuatan maksiat, karena termasuk bid’ah.

    Sumber: bukhari.or.id

    • Mas Abu yth
      Segala sesuatu yg tidak anda diketahui apa hakekatnya secara jelas, maka jangan lakukan. Silahkan baca dulu posting di atas apa makna dan hakekatnya karena hanya bisa dipahami secara esensial dgn berbekal pikiran netral, hati yg bersih dan batin yg bening. Cobalah kita buka pikiran kita agar lebih open mind. Bukankah misteri segitiga bermuda, UFO, dan dan fenomena kesurupan massal merupakan “perkara baru dalam agama”. Jika segala sesuatu yg belum diketahui begitu saja diserahkan pada tuhan maha tahu, maka seluruh manusia di dunia ini mjd bodoh/jahiliah. Tak ada discovery internet seperti yg anda gunakan saat ini, tak ada pencapaian teknologi canggih, ilmu medis, farmasi, tak ditemukan pula teknologi listrik, lampu pijar, dan ilmu geografi, geofisika dan meteorologi, karena semua itu merupakan suatu perkara yg baru dalam agama. Bahkan fatwa kharam yg dikeluarkan sekelompok orang pun merupakan perkara baru dalam agama.
      Bukankah sering dikatakan bahwa agama merupakan ajaran yg sesuai dgn perkembangan jaman yg penuh dinamika (perkara) baru. Bagaimana agama menjelaskan dari segala sesuatu yg baru tsb? Termasuk fenomena anak indigo dan kristal.
      salam sejati

    • Bukankah internet yang mas abu pakai sekarang ini jaman nabi muhammad dulu adalah hal yang baru , dan juga yang menemukan internet adalah kafir yahudi kenapa mas abu memakainya jangan-jangan anda bi’dah , syirik , musrik karena memakai hasil karya orang kafir .

    • Mas ABU…….Kalau gak setuju ya gak usah pake, kalau ikutan forum ini merasa ikut berdosa ya tinggalkan. Gampang to ? Mau pake cara arabian silahkan. gitu aja kok repot.

  9. Wealah, wis awan kok yo iseh turu wae…..saur saur , tangi-tangi…

  10. kenapa selamatan ini hanya untuk suku jawa saja ?
    lalu untuk suku bangsa lain tidak melakukannya apa celaka ?

  11. nuwun sewu kaki sabda langit,aq ora toto boso.
    Jare ibu ku,aq laire kalungan usus,opo yo bnr bkl pinunjul,lha njur yen ngrumat sedulur kang papat kuwi kepriye cr ne?

  12. soni ( anak alam )

    hatur nuhun ki atas tulisanya usia kehamilan istri aku sekarang 4 bulanan bentr lagi mau melaksanakan sukuran 7 bulanan atw mitoni..ki kemarin pas sukuran 4 bulanan di sbut ngupati yang artina kupat sama lepet…arti dari ngupat kupat dan lepet itu apa ki ?

  13. Ini Ajaran Agama Jawa abu muhammad naufal zak bukan ajaran Islam
    Mohon Maaf Bukan tempatnya bicara agama anda (Islam) di sini mohon maaf
    Saya juga Muslim (Islam) Assunnah….tapi ni bukan komunitas anda berdakwalah dg santun dan hikmah….

  14. aslamualaikum ki saya mo nanya kalau nasi kuluban itu yang gmn dan 5 tusuk itu harus dari emas atau haya kiasan saja misalnya warna emas ,nuwun sewu ki mohon jawabannya ki

  15. Ki, Salam kenal, banyak wawasan baru yang saya ketahui dari situs sabda langit, and terimakasih

  16. Perlu bunga Dlingo

    Nunsewu Ki,
    saya sangat membutuhkan bunga Dlingo, atau jika ada rekan2 yg punya informasi bunga Dlingo yg masih segar saya minta dibantu dimana saya bisa peroleh bunga tersebut.
    Mohon info ke email mc_levy@ymail.com atau hp saya 0813 8289 7270.
    Terima kasih

  17. maaf mas saya mau tanya,kalau bayi lahir masih terbungkus ari2 tapi air ketuban keluar lebih dulu apa masih di katakan lahir masih terbungkus seperti penjelasan di atas,mohon penjelasannya

  18. Terima untuk penjelasan yang sangat mencerahkan dan berbobot ini.
    Tapi sepertinya saya kesulitan menyediakan Uborambe seperti tertulis diatas.

    Saya mengadakan syukuran 4 bulan usia kehamilan dengan ‘kumpulan’ bapak-bapak yang di isi dengan do’a dan ngaji atau membaca surah al Qur’an: Yusuf, Maryam, Luqman, Mulk, dll. Uborampenya masih sebatas ‘berkat’ yang biasa ada pada acara Yasinan.

    Mohon do’anya supaya segala sesuatunya diberikan kelancaran.
    Semoga ibu dan bayi dikandung selalu sehat wal ‘afiat, selalu menyejukkan mata menentramkan hati, dan nantinya menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa.
    amien….

  19. Terimakasih info selamatan tiap bulan kehamilan,haturnuhun ki

  20. Ngapubten romo ijin bertanya, sy hamil romo, tpi kurang bs mgitung bancakan wkt hamil 1 bln 2 bln atau pas 35 hari atau 40 hari romo? 😊

  1. Ping-balik: Pertumbuhan dan Perkembangan Anak : Perspektif Sosial Budaya Jawa « fahmi elsaerodji

Tinggalkan Balasan ke tejo Batalkan balasan