MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI

MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI

Meditasi dibagi dalam dua alur besar. Yakni meditasi mikorokosmos atau pemusatan konsentrasi pada jagad alit yakni unsur-unsur yang ada dalam diri tubuh kita. Dan meditasi makrokosmos atau meditasi jagad ageng. Meditasi cakra merupakan subsistem dari meditasi mikrokosmos.

By sabdalangit

CAKRA DASAR, ROOT CHAKRA, Jayengdriyo, Muladhara :

Cakra pertama. Terletak di dasar tulang belakang, berfungsi meningkatkan kemampuan kita dalam bertahan hidup dan beradaptasi. Cakra ini sekali terbuka akan memberikan stabilitas yang kita perlukan untuk memikul beban kita sehari-hari. Ketika cakra dasar ini masih tertutup akan membuat kita takut pada perubahan. Tetapi sekali terbuka akan menciptakan peluang bagi kita untuk menggapai kesempatan merasakan indahnya kehidupan serta suatu kenikmatan dan anugrah yang menakjubkan dalam kehidupan ini.

SEXUAL CHAKRA, JANALOKA atau Swadhishtana:

Cakra kedua ini terletak di balik wilayah alat genital. Sepadan dengan bait al-mukadas. Cakra ini berkaitan dengan energi  dan gairah seksual. Apabila energi mengalir bebas diwilayah ini akan membawa energi positif dalam hidup kita. Penyumbatan di daerah ini dapat mengakibatkan masalah seksualdan reproduksi yang akan menghambat energi mengalir bebas dan menyebabkan energi negatif dalam hidup kita.

CAKRA PUSAR,  NAVEL CHAKRA atau Manipura :

Cakra ketiga. Cakra ini hubungannya dengan energi dan terletak di bawah pusar. Cakra ini merupakan pusat kekuatan tubuhdan merupakan titik luncur untuk energi prana. Meditasi pada cakra ini akan membawa energi besar dan dapat digunakan untuk menyerap energi yang besar pula. Biasanya meditasi cakra pusar secara efektif diterapkan untuk membangkitkan “tenaga dalam” dan untuk penyerapan energi alam seperti energi ombak laut, energi angin, energi api, energi matahari, energi rembulan, energi bumi dsb.

CAKRA HATI, HEART CHAKRA atau Anahata :

Cakra keempat. Sepadan dengan bait al-muharam. Panggulunganing raosing karsa.  Cakra hati terletak persis di daerah jantung-hati dan berhubungan dengan kebaikan yang besar dan cinta kasih. Meditasi pada cakra ini dapat memiliki pengalaman batin yang mendalam dan membuka hati untuk dapat merasakan keindahan sejati dalam memahami alam semesta. Cakra ini berfungsi pula untuk menghubungkan antara pikiran (kesadaran) tubuh (ragawi) dengan kesadaran jiwa (batin).

CAKRA TENGGOROKAN, THROAT CHAKRA atau Vishuddha :

Cakra kelima. Sepadan dengan bait al-makmur. Titik energi cakra ini terletak di dasar tengkorak. Pusat energi ini terutama terkait dengan kemampuan kita untuk mengekspresikan diri kita sendiri dan juga memiliki dampak langsung pada sistem kelenjar kita. Membuka cakra ini akan membantu mereka yang memiliki kendala sulit berkomunikasi.

CAKRA ALIS, BROW CHAKRA, PAPASU, atau Ajna :

Disebut pula cakra keenam. Alam papat (empat); sukma wisesa (alam nuriah), sukma purba (alam siriyah), sukma langgeng (alam hidayat), sukma luhur (alam jamma). Cakra ini terletak di antara kedua alis mata, disebut juga sebagai mata ketiga. Sebagai titik di mana alam pikiran sadar dan alam pikiran bawah sadar datang bersama-sama untuk membuka kemampuan kita secara psikhis (innerworld) dan intuitif (kebatinan).

Meditasi pada cakra mata ketiga (third eye) ini paling digemari para pemula meditasi. Karena diperolehnya wawasan yang dalam dan luas bahkan mata ketiga dapat mulai terbuka. Memungkinkan seseorang dapat melihat dimensi gaib dengan  mata batinnya (third eye vision).

CAKRA MAHKOTA, CROWN CHAKRA, atau Mahasrara :

Disebut pula sebagai cakra ketujuh. Alam langgeng, Uluhiah, Sang Jati. Ini dianggap sebagai chakra rohani, di mana orang dapat menemukan kebijaksanaan yang sejati di mana pengetahuan lahir dan batin, pengalaman fisik dan metafisik, wadag dan gaib, semua dapat dialaminya.

Cakra ini sebagai titik energi di mana pencerahan sejati dan bentuk realisasi diri dapat terjadi. Dalam tradisi Jawa, mengasah cakra mahkota dapat menjadikan seseorang menjadi Permana Jati. Yakni mampu weruh sadurunge winarah atau mampu melihat sesuatu yang bersifat futuristik, dan weruh kasunyatan jati atau mengetahui kenyataan sesungguhnya apa yang sebenarnya terjadi di alam fana (jagad wadag) dan alam keabadian (jagad gaib).  Dapat dikatakan, terbukanya cakra mahkota dapat membuat seseorang menyaksikan dan memahami suatu kenyataan, baik sesuatu secara fisik maupun gaib. Oleh karena itu terbukanya cakra mahkota dapat meraih  ngelmu kasunyatan (pengetahuan yang nyata) yang meliputi wahana fisik dan gaib. Kita jadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi sekalipun di alam gaib. Oleh sebab itu, bermeditasi pada cakra ini akan menghasilkan efek yang mendalam dan harus didekati dengan cara hati-hati dan dibekali pemahaman yang memadai. Karena bisa jadi pelaku meditasi akan terkejut dan bingung melihat kasunyatan gaib (realitas gaib), ternyata tidak sesuai dengan apa yang tidak sekedar diyakininya (ujare, katanya) selama ini. Dalam spiritual Jawa seseorang yang dapat menerima “Wahyu Keprabon” atau wahyu kepemimpinan (wahyu singgasana kekuasaan untuk menjadi RI-1) atau dalam pewayangan dinamakan “Wahyu Makutarama” hanyalah orang-orang yang sudah terbuka cakra ketujuhnya. Sehingga akan membawa keberhasilan seorang Presiden dalam masa kepemimpinannya.

Meditasi merupakan PEMUSATAN PIKIRAN, mengkonsentrasikan DAYA CIPTA pada satu titik yang ada di dalam tubuh kita. Arah pemusatannya melalui jalan sugesti atau saran dari kekuatan pikiran. Pemusatan pikiran pada satu hal saja yakni pada cakra-cakra yang ingin dibuka atau dibangkitkan.

Sementara itu, olah semedi merupakan penghentian atas semua gerak-gerik cipta. Digantikan dengan PEMUSATAN pada RAHSA atau rasasejati untuk memahami sejatining rasa pangrasa. Pemusatan rasa akan terjadi setelah kita MELEPAS SEMUA KEGIATAN PIKIR-MEMIKIR. Sehingga akan dicapai keadaan “suwung” atau kosong dari segala pikiran dan kemudian masuk (manjing) ke dalam keheningan batin yang “suwung” (awang uwung).  Duwe rasa ora duwe rasa duwe, atau “punya rasa, tidak punya rasa punya”. Nah, untuk meraih keberhasilan dalam membuka cakra ketujuh, Anda harus melakukan olah semedi.

UNIVERSAL VALUE

Meditasi pada cakra-cakra kita merupakan cara yang efektif untuk membangun energi dan meraih kesadaran spiritual. Ada tiga cakra yang harus kita konsentrasikan untuk meraih keberhasilan. Hal ini akan membuahkan hasil terbesar serta meningkatkan kesadaran dimensi kita dalam waktu sesingkat mungkin. Ini sangat dibutuhkan bagi siapapun yang ingin meraih kesembangan yang lebih baik. Keseimbangan diri dengan dimensi sosial (self & social dimension), diri dengan alam (microcosmos & macrocosmos). Orang yang meraih “keseimbangan”  akan berada dalam irama yang harmoni. Yakni orang-orang yang selalu memperoleh berkah dan anugrah, yang selalu menebar berkah dan anugrah kepada seluruh makhluk. Itulah orang yang meraih derajat kemuliaan. DERAJAT KEMULIAAN ditentukan oleh apa yang diperbuat seseorang selama hidupnya. Apakah Anda percaya, jika kondisi seseorang menjelang ajal termasuk mencerminkan derajat kemuliaannya? Sudah berapa kali Anda menunggui orang di saat menjelang ajal? Cobalah cermati dgn kepekaan mata hati, dengan kebeningan mata batin, ternyata “keyakinan” seseorang tidak berhubungan langsung dengan kondisi akhir saat sakaratul maut tiba. Yang menentukan derajat tetap saj perbuatan. Bagi yang tak percaya boleh saja toh kelak akan membuktikan sendiri pada waktu yang sudah terlambat. Keyakinan yang dianut sebagai sarana pendidikan untuk membangun budi pekerti luhur bagi penganutnya. Budi pekerti menentukan “corak warna” apa yang diperbuat oleh seseorang. “Corak warna” perbuatan setiap orang lah yang pada akhirnya menentukan derajat kemuliaan. Yang ada adalah ngunduh uwohing pakarti, atau menuai buah budi pekerti, bukan ngunduh uwohing agami. Karena agami berfungsi sebagai salah satu “media tanam” bagi tumbuhnya “tanaman” bernama budi pekerti luhur.

Meditasi cakra merupakan salah satu cara di antara milyaran cara yang dapat dilakukan manusia untuk menggapai level keluhuran budi pekerti, untuk meraih derajat kemuliaan hidup yang tinggi. Seseorang yang telah terbuka cakra mahkotanya, ialah orang yang telah mencapai maqom ke 7. Tentu saja derajat maqom ini akan tercermin dalam pola pikir, segala sikap, dan tindak perbuatannya. Sebaliknya fanatisme terhadap suatu agama, budaya, dan falsafah hidup barulah mencerminkan terbukanya cakra level dasar.  Celakanya,  orang-orang yang baru terbuka cakra dasarnya biasanya justru bersikap seolah sudah menggapai maqom ke tujuh. Sudah merupakan hukum alam bahwa “air beriak tanda tak dalam”.

By sabdalangit

About SABDå

gentleman, Indonesia Raya

Posted on Mei 11, 2011, in Meditasi Cakra & Olah Semedi, MEMBANGUN POTENSI DIRI and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 408 Komentar.

  1. mtur nuwun wedharanipun
    “Corak warna” perbuatan setiap orang lah yang pada akhirnya menentukan derajat kemuliaan
    RASANE JARENE kudu selaras NYATANE, NALAR NALURI mituju NURANI.

  2. Dear Kang Sabda…

    Saya selalu update blog Kang Sabda….eh baru nongol lagi nih…
    Btw, artikel-nya sangat menarik, sarat akan ilmu. Orang yg bodoh spt sy bisa banyak belajar dari artikel blog Kang Sabda ini. Memang kebenaran mutlak hanya “Sing Gawe Urip” yang punya. Tapi paling tidak artikel blog ini bisa sy jadikan alternatif ilmu ttg kerohanian/kebatinan (spiritual) selain dari kitab suci yg ada saat ini.
    Saya yakin akan kebenaran informasi dari artikel blog ini, karena pasti dari pengalaman pribadi Kang Sabda sendiri. Dan Kang Sabda tidak mungkin mempertaruhkan nama baik untuk sebuah kebohongan kepada publik kan? Seperti saya me-yakini isi kandungan kitab suci (Al Quran) meskipun saya tidak bisa langsung “chating” dengan Sang Pembuatnya….hehehehe….
    Saya masih perlu banyak belajar..jadi gak bisa kasih komen tentang meditasi/semedi, krn sy belum memiliki pengalaman itu. Kalo sekedar tau dari buku sih banyak. Tp kan itu dari orang lain, bukan orisinil dari saya.
    Tx alot Kang Sabda…semoga Kang Sabda selalu mendapatkan ridho dari Sang Kuasa, dimudahkan selalu urusannya, mudah rejekinya….Amiiieeennnn.

  3. Kang Sabda Yth,
    Berikut ini sy copy artikel-nya Bpk. Adi W Gunawan (The Re-Educator & Mind Navigator).
    Sekedar sharing saja, mudah-mudahan ada manfaatnya…..Tx.

    Mengalami dan Memahami Kondisi Meditasi

    Saya sering mendapat email dari rekan dan pembaca buku yang mengatakan bahwa mereka, setelah mendengar CD audio relaksasi, tidak bisa konsentrasi. Mereka menanyakan mengapa mereka sulit konsentrasi dan merasa kecewa karena tidak bisa merasakan dan mendapat manfaat meditasi. Saat saya menanyakan, “Sudah berapa lama anda berlatih diri?”, jawaban yang saya terima cukup menjelaskan kondisi mereka, “Saya sudah mencoba dua atau tiga kali, Pak.”
    Benarkah demikian sulit bagi seseorang untuk melakukan meditasi? Mengapa ada yang mudah dan mengapa ada pula yang merasa sulit masuk ke kondisi meditatif yang dalam?
    Pembaca, di artikel sebelumnya, Meditasi: Timur Bertemu Barat, saya telah menjelaskan tujuan meditasi ditinjau dari perspektif timur dan barat. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan secara spesifik apa saja yang perlu diperhatikan, dilakukan, dan dialami saat melakukan meditasi.
    Meditasi bertujuan untuk mengendalikan dan menguatkan pikiran. Pikiran sama seperti otot. Perlu latihan yang konsisten untuk bisa membuat pikiran menjadi kuat. Pikiran dilatih dengan cara difokuskan pada satu objek meditasi. Umumnya orang menggunakan napas sebagai objek.
    Pembaca, jika misalnya anda tidak pernah berlatih fitness atau body-building, dan tiba-tiba ingin menguatkan otot tubuh anda, apa yang akan anda lakukan? Apakah langsung berlatih ataukah anda akan mencari pelatih yang berpengalaman yang bisa membimbing anda dengan benar? Sudah tentu kita perlu dibimbing oleh seorang pelatih berpengalaman. Peran pelatih sangat penting agar kita tidak salah berlatih yang justru akan kontraproduktif . Dengan bimbingan yang benar kita dapat mencapai hasil yang maksimal dalam waktu yang singkat.
    Pertanyaan selanjutnya, “Berapa ukuran atau berat beban yang anda gunakan sebagai beban awal latihan?” Apakah langsung beban yang berat ataukah anda menaikkan beban secara bertahap seiring dengan lama dan intensitas latihan anda? Apa yang akan terjadi bila anda “bernafsu” ingin membesarkan dan menguatkan otot-otot tubuh anda secepatnya dan langsung menggunakan beban yang berat (sekali)? Bagaimana hasilnya? Saya jamin, jika ini yang anda lakukan, maka tubuh anda akan cidera karena tidak kuat.
    Pembaca, melatih otot tubuh membutuhkan waktu, cara, intensitas, dan konsistensi agar dicapai hasil yang maksimal. Tidak bisa dilakukan asal-asalan dan kita berharap bisa memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan indah. Dalam hal ini yang perlu disadari dan diperhatikan adalah bahwa otot akan tumbuh, berkembang, dan menjadi kuat bila dilatih dengan cara yang benar dengan mengikuti proses alamiah pertumbuhan otot. Kita tidak bisa memaksa otot berkembang dengan kecepatan yang kita inginkan. Semua ada waktunya.
    Sama seperti otot, pikiran juga perlu dilatih. Melatih pikiran sebaiknya juga dengan bimbingan seorang pelatih berpengalaman dan dengan takaran latihan yang sesuai. Meditasi adalah suatu skill yang perlu dilatih dan diasah setiap hari. Semakin sering kita berlatih maka semakin kuat “otot-otot” pikiran kita. Kuatnya “otot” pikiran tampak dalam bentuk pengendalian yang bisa kita lakukan pada pikiran. Saat pikiran diarahkan untuk konsentrasi dan memegang objek maka pikiran bisa memegang objek dengan kuat dan lama. Pikiran tidak lari ke mana-mana, liar tidak terkendali.
    Untuk pemula, biasanya pikiran akan lari tak terkendali. Kita perlu menundukkan dan mengendalikannya. Ini yang dikenal dengan istilah “taming the monkey mind” atau menjinakkan pikiran yang liar seperti seekor monyet. Jangan salah baca ya, monkey mind bukan donkey mind.
    Satu hal yang sering tidak dimengerti dan bahkan tidak diindahkan kebanyakan orang yaitu relaksasi pikiran atau meditasi membutuhkan tidak saja upaya, namun terlebih lagi adalah kepasrahan dan keikhlasan. Semakin kita bernafsu maka pasti semakin tidak bisa. Salah satu hukum pikiran berbunyi, “Bila berhubungan dengan pikiran bawah sadar dan fungsi-fungsinya, semakin besar upaya sadar yang dilakukan, semakin kecil respon pikiran bawah sadar.”
    Relaksasi pikiran atau meditasi adalah proses yang didominasi pikiran bawah sadar dan nirsadar. Saat seseorang bermeditasi maka gelombang otak yang dominan adalah alpha, theta, dan atau tanpa delta.
    Kembali kepada kasus yang saya ceritakan di awal artikel. Pernyataan, “Saya sudah mencoba dua atau tiga kali, Pak”, dengan pemahaman dari apa yang telah saya sampaikan sejauh ini, perlu diubah menjadi, “Saya baru mencoba dua atau tiga kali, Pak”.
    Banyak juga yang bertanya, “Pak, saya kok nggak merasa deep?” Biasanya saya akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengecek kedalaman relaksasi yang ia capai. Ternyata banyak yang telah masuk sangat dalam, sangat rileks, baik secara fisik maupun pikiran, namun mereka tidak menyadari hal ini karena tidak punya acuan.
    Nah pembaca, untuk membantu anda mengerti kedalaman relaksasi pikiran dan fisik saat meditasi, berikut adalah Subjective Landmark atau acuan yang disusun oleh guru saya, Anna Wise. Biasanya kami menggunakan Mind Mirror untuk melihat dan mengukur relaksasi pikiran dan ESR Meter untuk mengukur relaksasi fisik. Namun, bila tidak ada Mind Mirror dan ESR Meter, kami cukup menggunakan Subjective Landmark. Hasilnya sama valid.
    Subjective Landmark ini hanya sebagai acuan namun bukan harga mati. Artinya, pengalaman subjektif setiap orang belum tentu sama. Namun secara umum, saat seseorang melakukan relaksasi pikiran atau meditasi, ia akan mengalami hal-hal yang disebutkan di Subjective Landmark.
    Cara membaca Subjective Landmark adalah dengan melihat Level, Pengalaman/Sensasi Subjektif, ESR, dan EEG.
    Penjelasannya sebagai berikut. Level menunjukkan kedalam relaksasi. Semakin besar angkanya berarti semakin dalam. Level dimulai dari angka 0 (nol) sampai 6 (enam).
    Pengalaman/Sensasi Subjektif adalah apa yang kita alami atau rasakan baik di pikiran maupun di fisik. Gunakan pengalaman yang disebutkan di skala ini untuk mengetahui anda berada di level mana.
    ESR Meter adalah alat ukur yang mengukur relaksasi fisik dan menggunakan skala Lesh. Semakin kecil angka di ESR Meter berarti semakin rilek fisik kita. Dengan menggunaakn ESR Meter diketahui bahwa relaksasi fisik saat seseorang tidur berkisar antara 13 – 17. Sedangkan bila dengan meditasi bisa mencapai antara 0 – 5. Hal ini menjawab mengapa walaupun telah cukup tidur orang sering merasa lelah dan tidak segar saat bangun. Sebaliknya orang yang sering meditasi membutuhkan lebih sedikit tidur dan tubuhnya juga lebih sehat dan segar.
    EEG adalah pengukuran dengan menggunakan Mind Mirror. Nah, karena anda tidak punya ESR dan EEG maka yang perlu diperhatikan adalah Pengalaman/Sensasi Subjektif.
    Berikut adalah Subjective Landmark:
    Level : 0
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Mungkin mengalami kesulitan untuk mendiamkan pikiran atau pikiran melompat ke sana ke mari tidak terkendali.
    · Perasaan gatal, tidak fokus, tidak perhatian.
    · Perasaan “Mengapa saya melakukan hal ini?”.
    · Mulai rileks.
    · Perasaan mulai “tenang”
    ESR: 25 – 20
    EEG:
    · Beta berkesinambungan, sering bersamaan dengan lonjakan gelombang-gelombang yang lain.
    · Kemungkinkan alfa muncul sesekali.

    Level : 1
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Kondisi “kabur”.
    · Perasaan kurang nyaman.
    · Sesasi seperti orang yang dibius/dianestesi.
    · Kadang merasa pusing.
    · Pikiran dipenuhi dengan kegiatan sehari-hari – sebagai penghindaran terhadap keheningan dalam diri.
    · Perasaan akan energi yang tercerai-berai.
    · Sensasi hanyut menuju tidur atau tertarik keluar dari tidur.
    ESR: 20 – 26
    EEG:
    · Beta yang sudah agak berkurang, tetapi masih ada.
    · Alfa yang muncul sesekali tetapi lebih kuat.

    Level : 2
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Energi yang tercerai berai mulai menyatu.
    · Mulai merasakan ketenangan dan rileksasi.
    · Gambar mental yang sangat jelas muncul secara tiba-tiba.
    · Kilas balik kenangan masa kecil.
    · Gambar dari masa lalu yang “lama” dan “baru”.
    · Perhatian tidak terlalu terpusat.
    · Perasaan berada di antara dua kondisi.
    · Kondisi transisi.
    ESR: 16 – 14
    EEG:
    · Beta berkurang
    · Alfa semakin kuat – bisa bersifat sinambung
    · Teta (frekwensi rendah) muncul sesekali

    Level : 3
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Perasaan stabil yang lebih kuat.
    · Kondisi yang pasti.
    · Sensasi tubuh yang menyenangkan: merasa mengapung, ringan, bergerak, berguncang.
    · Gerakan ritmik yang muncul sesekali.
    · Gambar yang semakin banyak dan lebih jelas.
    · Meningkatnya kemampuan mengikuti imajinasi terbimbing.
    ESR: 14 – 11
    EEG:
    · Beta sangat berkurang.
    · Alfa sinambung
    · Kemungkinan teta yang lebih sinambung dengan peningkatan frekwensi dan/atau amplitudo

    Level : 4
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Kesadaran yang sangat kuat terhadap pernapasan.
    · Kesadaran yang sangat kuat terhadap detak jantung, aliran darah, dan sensasi tubuh lainnya.
    · Perasaan kehilangan batas-batas tubuh (tidak lagi bisa merasakan keberadaan tubuh fisik).
    · Perasaan mati rasa di tungkai (lengan dan kaki)
    · Perasaan diri dipenuhi oleh udara.
    · Perasaan tubuh menjadi sangat besar atau sangat kecil.
    · Perasaan tubuh menjadi sangat berat atau sangat ringan.
    Kadang berpindah antara kesadaran internal dan eksternal.
    ESR: 11 – 8
    EEG:
    · Beta yang sangat berkurang
    · Alfa sinambung
    · Teta meningkat

    Level : 5
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Kondisi kesadaran yang sangat tinggi.
    · Perasaan puas yang mendalam.
    · Sangat sadar/waspada, tenang, dan tidak melekat/terpisah dari keadaan sekeliling.
    · Perasaan “lepas” atau hilang dari lingkungan dan atau tubuh.
    · Bila menginginkan maka gambaran mental yang muncul adalah sangat-sangat jelas.
    · Perasaan kondisi kesadaran yang meningkat, yang tidak terdapat pada level sebelumnya, 0 – 4.
    · Perasaan pengalaman puncak, luar biasa, pengalaman “ah-ha”, pemahaman intuitif.
    · Kinerja tinggi
    ESR: 8 – 5
    EEG:
    · Penguasaan beta yang sangat baik – mulai dengan tidak adanya pikiran hingga pikiran-pikiran kreatif
    · Alfa sinambung
    · Teta sinambung

    Level : 6
    Pengalaman/Sensasi Subjektif:
    · Cara baru (berbeda) dalam merasakan sesuatu
    · Pemahaman intuitif terhadap masalah sebelumnya, seakan melihat dengan level kesadaran yang lebih tinggi.
    · Sensasi dikelilingi oleh cahaya.
    · Perasaan kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
    · Sensasi semuanya tidaklah penting selain kondisi yang dialami saat itu.
    · Mengalami kebahagiaan yang luar biasa.
    · Mengalami ketenangan yang tak terlukiskan.
    · Perasaan akan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai alam semesta.
    ESR: 5 – 0
    EEG:
    Empat pola yang mungkin terjadi:
    1. Pikiran yang terbangunkan (beta, alfa, teta, delta)
    2. Meditasi optimal (alpha, teta, delta)
    3. Sangat sedikit aktifitas listrik otak
    4. Pikiran yang berkembang (pola The Awakened Mind, meliputi beta, alfa, teta, dan delta)

    Pembaca, karena keterbatasan ruang dan waktu saya tidak bisa menjelaskan secara lebih detil setiap aspek dari Subjective Landmark. Sebagai informasi tambahan untuk anda, materi ini adalah bagian penting dari pelatihan The Awakened Mind.

  4. tanah yg dijanjikan

    sugeng dalu,smg brkat dan rhmat d limphkn kpd Qt smw yg memaknai hdp.
    Trmksh ki sabda atas cahaya ilmuny…

  5. Bagaimana mengaktifkan cakranya K i Sabda?

  6. Berkah Dalem Ki Sabdalangit,
    saya dari sejak lama tertarik dengan ilmu kejawen, tapi belum mendapatkan guru/pembimbing. Setelah saya mencari2 akhirnya saya menemukan Blog Panjenengan ini.
    Walaupun belum bisa bertatap muka secara langsung tapi saya merasa mulai menemukan apa yang saya cari. Dari Blog ini saya sedikit demi sedikit tau tentang ilmu kejawen.

    Maturnuwun.

  7. cakra terkahir adalah memikirkan alam semesta
    memusatkan pikiran menyatukan rasa hingga ketarap sirna
    yang di kelilingi rasa sejati penyatuan jiwa
    yang TIDAK SEMBRONO MEMAKNAI SESUATU
    karena ilmu yang dipegang manusia tiada apa apanya
    ada titik terkahir yakni pintu RAHASIA
    yang takkan terbuka oleh siapapun dan yang menentukan adalah Tuhan

    sensasi kedamaian jiwa mengetahui sesuatu weruh sakdurunge winarah etc adalah level batas ruhani manusia
    namun daya MAHA yang dirahasiakan tuhan kepada manusia salah satunya
    berjumpa dengan Dzat rumus segala sesuatu berjumpa DENGANNYA
    dimana titik hitungan simpul manusia terbatas..
    namun jiwa yang sudah melihat MENATAP NURNYA..ITULAH SEJATINYA KEDAMAIAN
    kedamaian yang tak HAMPA jika memang harus sirna
    menyatu dengan SANG MAHA SATU AWAL SEGALA SESUATU DAN AKHIR SEGALA SESUATU

    yang dijabarkan diatas..itu paradigma pemahaman manusia dengan maqom
    sejatinya cakra jiwa adalah KEDAMAIAN SIRNA..YANG TUAN SEKH LEMAH ABANG TUTURKAN..

    rangkaian daya apapaun yang disebut manusia
    semua akan menyatu dengan tahap” SESUAI KADAR MASING MASING ”
    air beriak bukan hanya tak dalam

    siapa tau ADA MUJAIR SEGEDE SENDAL…

    WASSALAM

    • ada titik terakhir yakni pintu RAHASIA
      yang takkan terbuka oleh siapapun
      —————————————————
      yg sy tangkep mah
      koq itu pintu malah kayak ditegakkan/ditempatkan ditengah lapangan yg luas yah,…
      ya tapi memang benar koq…tu pintu KAGAK USAH dibuka-lah…
      kan Mang Rupiah bisa jalan2 mengelilingi tu pintu. ^_^

      • memeng bener………..gak usah dibuka pintunya…
        lagian gak punya kunci nya kok………..he..he..
        baik nya emang alan-jalan aja disekitar pintu filosofi……
        siapa tahu dapet anak MUJAER
        jangan kan kolam yang dangkal, dapet ikanya aja di pasar kok…he..he

  8. Sugeng dalu Ki Sabda. Apa kabar ki? Semoga panjenengan sekeluarga selalu dalam lindungan tuhan.

    Apa karena sifatnya atau tingkat kesulitannya, ketujuh cakra ini harus dibangkitkan dengan cara yang berbeda. Keenam Cakra dengan Pemusatan Pikiran ( Meditasi).Sementara Cakra Ketujuh dengan Olah Semedi (Mengosongkan Pikiran?)

    Apakah ada semacam tanda atau perubahan pada diri kita,saat keenam Cakra ( di luar Cakra Ketujuh) tersebut mulai/telah bangkit?

    Matur sembah nuwun Ki Sabda. Kayaknya njenengan lagi sibuk banget ya ki. Nuwun.

  9. KI SABDO APAKAH SAMA HASILNYA MEMBANGKITKAN CAKRA DG CARA SEMEDI DAN DG CARA LELAKU PUASA SPT YG ADA PD BLOG KWA

  10. Yth Mas Sabda…

    trims pejelasan nya, saya jd teringat lagi hal ini, ketika masuk di email saya
    teringat ketika setelah beberapa kali berlatih meditasi pembersihan cakara , setelah beberapa hari dan minggu lalu timbul di bawah tandas ( antara wilayah dubur dan vital) terdapat seperti bentolan sebesar kacang, sangat terasa geli dan gatal. Ketika di tekan timbul sensasi kegelian yang amat dahsyat sangat nikmat nya sampai ke otak, tak pernah mengalami hal tsb sumur hidup, saya mengira ini bentolan gatal,

    Yang igin saya tanyakan ke @Mas Sabda :
    – tanda efek apakah ini., ….betulkan itu energy kotor,
    – dibiarkan saja atau boleh di tekan-tekan….
    – mengapa timbul bentolan tsb….
    – harus bagai mana ketika muncul bentolan tsb, karena ketika jarak beberapa bulan latihan meditasi lagi, sering muncul bentolan tsb, tapi agak kecil, dan ketika di tekan merasakan sensasi seperti itu lagi.

    sekian petanyaan saya
    salam Rahayu

    • Kang Olads Yth
      Benjolan itu memang akumulasi dari RESIDU energi cakra sexual. Hal seperti itu biasa terjadi. Namun sebaiknya saat meditasi cakra dilakukan pula pembuangan residu misalnya dengan nafas pembersih. Caranya mudah, hisap nafas dalam-dalam, kemudian tahan di perut selama kurang lebih 7-11 detik lalu hembuskan lewat mulut. Selama menahan nafas sugestikan melalui pikiran bhw residu energi dari setiap cakra dikeluarkan bersama keluarnya nafas. Demikain dilakukan berulang setidaknya 3 kali.
      Salam asah asih asuh

      • Salam Rahaya Mas Sabda Langit

        Sedikit sharing untuk Mas Olads Hdn..Benjolan yang ada di antara dubur dan vital itu kemungkinan disebabkan oleh pembukaan “perineum”. Perineum adalah tempatnya “kundalini”. Pada setiap orang rata-rata, memiliki kundalini di perineum dalam keadaan tertidur. Kundalini adalah kekuatan dahsyat yang ada pada tiap orang yang berfungsi untuk pembersihan dan pembukaan chakra-chakra yang seharusnya ditujukan untuk peningkatan spiritual seseorang (ada juga yang memanfaatkan energi dahsyat ini untuk kesaktian).

        Dengan berlatih meditasi tertentu dapat mengakibatkan kundalini bangkit, dan seharusnya sebelum kundalini bangkit, terlebih dahulu perlu dibuka jalur shusumna. Bila belum terbuka maka energi ini akan menekan ke segala arah tanpa terkendali, kemungkinan ini yang menyebabkan timbulnya benjolan. Saran saya, Mas Olad menghentikan dulu kegiatan meditasinya, karena ada resiko bahaya “kundalini syndrome” yang dapat mengakibatkan gangguan fisik dan juga mental (kegilaan)

        Selanjutnya Mas Olad sebaiknya mencari guru yang tepat terlebih dahulu untuk membantu pembukaan jalur shusumna, sebelum berlatih meditasi kundalini. Terima Kasih.

  11. salam yth ki sabda…
    salam kenal ,terimakasih tulisan 2nya begitu memberi pemahaman baru sekaligus pencerahan bagi diri semoga tetap slalu atas perlindunganNya…
    Ki sabda bgm cara nya bermeditasi secara benar dan mampu berkosentrasi?
    sebelumnya maturnuwun dan sepurone atas lancang nya diri ini suwun

  12. Ki sabda, tolong dijelaskan cara untuk melakukan meditasi pada setiap cakra…

  13. Saya setuju sekali dgn pemaparan ki sabdo. Semuanya sangat jelas. Bahkan saya juga termasuk orang yg ki sabdo sbg air beriak tanda tak dalam. Saya sadar dgn kesalahan saya itu yang terlalu fanatik dgn sesuatu tapi tak punya pengalaman apapun. Karena kefanatikan itu hingga membuat saya suka pamer, menunjukkan kelebihan saya. Padahal nol besar. Maka dari itu sudikah ki sabdo memberikan pengarahan pada saya atau kami para anak bangsa melalui blog tercinta ini agar menjadi pribadi yg berbudi pekerti luhur. Dan semoga juga melalui blog ini, lahirlah pemimpin pemimpin bangsa yg punya jiwa2 luhur dalam menjalankan pemerintahannya. Hingga bangsa ini makmur…
    Terima kasih
    Salam karaharjan sugeng dalu 🙂

  14. Ki Sabda, cakra mahkota letaknya dmn? Bagaimana cara melatihnya? Mtr nwn

  15. KI SABDA APAKAH SAMA HASILNYA MEMBANGKITKAN CAKRA DG MEDITASI DAN MEMBANGKITKAN CAKRA DG LELAKU PUASA

  16. Assalammu’alaikum wr.wb semoga Rahmat Allah selalu menyertai para sedulur smua trutama pmilik blog ni Ki Sabda Langit yg dgn keterbtsn wktnya brusaha membrikn pencrahan pd kt smua, dan smga Syafa’at dr Nabi Muhammad tetap melekat saat diri mulai terangkat.. Diprsilahkn kpd Ki Sabda Langit utk membrikn solusi dr keluhan2 atw kebingungan dari para saudara smua.. Krn sy jg bingung izin absen Ki.. (salim sm Ki Sabda Langit, sy pamit mw menghening cipta dulu)

  17. Yth. Kakang Sabda ….

    Artikel yang benar benar membantu bagi pemula seperti saya yang belum tahu apa apa soal olah semedi dan cakra …
    Pertanyaan saya : ada beberapa orang yang menawarkan untuk membuka cakra seseorang apakah dengan dibukanya cakra kita dapat dengan mudah menyerap maupun mengeluarkan energi untuk kepentingan kita, misalnya dengan dibukanya cakra mata ketiga kita dengan mudah dapat melihat alam gaib?
    Jawaban Kakang Mas sangat kami nantikan ….. Salam karahayon …

  18. benjolan itu adalah binti ten…hi hi hi…
    krn sering ngin tip…hi hi hi…

  19. Wilujeng dalu ki Sabda, salam taklim kula katur dmtg panjenengan.
    Wah dangu njih ki panjenengan mboten nyerat,
    mbokbilih taksih kathah sanggeman padamelan wonten Kaltim.
    Matur nuwun menggah seratan ndika, sanget ngemutaken wulangan baken ingkang sampun tinilar kalalekaken sawetawis, ing sakmangkeh mugi saget dados gegujengan menggah wulangan meniko.
    Matur nuwun ki Sabda, rahayu ingkang samyo pinanggih.
    (dalem rantos seratan salajengipun).
    nuwun

  20. Artikel yg menarik sekali nyoba langsung sip mudah dijalankan bagi para pemula spt sy ini 🙂
    mohon bimbingannya ki sabda langit salam rahayu.

  21. Berkah Dalem, Ki Sabda. Sekedar berkunjung untuk menyampaikan salam, dan terimakasih atas wedharan yang menambah wawasan tentang meditasi yang mencerahkan.

  22. kironggohartono

    assalamualaikum ki. . Saya mw tanya tentang olah pernapasan yg saya lakukan tp saya belum paham dgn ilmu cakra td pokoknya apa yg di ajarkan guru saya sy lakukan ja tnp byk tanya. . Pernpasan nya adalah tarik napas tahan dada,perut,dada,perut,dada trus di keluarkan dgn htungan meningkat sekali tarikan,tahan napas td dan hembusan sampai hitungang 8. . Trmasuk membuka cakra apa ya ki dgn pernapasan yg saya lakukun. . Suwun sakdereng e. .smg ki sabda berkenan memberikan pencerahan kpd saya . .salam persaudaraan bwt sedulur semua. . .

  23. ki sabda yth,
    Artikel yang sangat bagus,tapi apa tujuan dari semua itu ya ki,,,,?
    Maaf,saya cuma ingin lebih memahami,,,bukan hanya ikut-ikutan
    Saya pernah coba melakukan olah semedi,tapi belum pernah berhasil. Mungkin karena saya masih setengah-setengah/masih belum yakin,,,
    Mohon bantuannya,,,
    Terima kasih,,,

  24. Salam rahayu Mas Sabda Langit

    Sedikit sumbang pengetahuan perihal meditasi dan pembukaan chakra-chakra. Meditasi atau olah semedi sebaiknya dilakukan dengan bimbingan seorang Guru yang tepat. Guru yang tepat akan membantu pembukaan chakra-chakra dan jalur penghubung antar chakra yang disebut jalur shusumna, biasanya melalui proses “attunement”. Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah “kundalini”. Kundalini adalah energi yang tersimpan pada setiap orang yang letaknya di dekat chakra dasar.

    Meditasi atau olah semedi yang ditujukan untuk pembangkitan “kundalini” namun tanpa ada bimbingan guru dapat berbahaya mengakibatkan ketidakseimbangan sirkulasi energi. Karena begitu kundalini bangkit, sementara saluran “shusumna” belum terbuka maka energi kundalini yang besar akan menekan ke segala arah tanpa terkendali. Oleh karena itu, sebelum meditasi pembangkitan kundalini, jalur shusumna harus dibuka terlebih dahulu dengan cukup lebar.

    Sedikit koreksi, bahwa orang yang telah terbuka chakra mahkota-nya belum tentu telah mencapai maqom ke-7 (pencerahan), karena yang disebut pencerahan adalah bangkitnya inti kundalini hingga mencapai chakra mahkota. Perlu dicermati bahwa kundalini terdiri dar Inti, Api, dan Energi (asap). Banyak orang mengaku sudah mencapai pencerahan dan kundalininya sudah mencapai chakra mahkota, padahal begitu di-cek ternyata baru asapnya saja yang mencapai chakra mahkota atau bukan intinya.

    Hal lain yang penting dicatat adalah Guru hanya dapat membantu sebatas pembukaan chakra-chakra dan jalur shusumna, serta awal pembangkitan kundalini. Namun tidak dapat membantu mengangkat posisi inti kundalini, karena posisi inti kundalini terkait dengan tingkat kesadaran/spiritual tiap orang, yang terkait juga dengan kedekatan/hubungan kepada Tuhan YME.

  25. wah saya baru tahu ada istilah cakra dalam metodologi jawa. tadinya saya pikir ada suatu istilah lain, atau penjelasan “versi” jawa.

    yang terpikir oleh saya …. apakah penjelasan yg kita tahu selama ini tentang cakra, sama sejenis dengan apa yang mas bahas di atas? atau apakah karena saat ini istilah cakra lebih mudah dimengerti? lalu sebelum istilah cakra umum seperti sekarang ini, kalo versi jawanya cakra-cakra yang tujuh itu disebut apa?

    thx

  26. aslm, wr, wb, saya sngat terkesan dengan uraian mengenai meditasi cakra di atas, sungguh penjabaran yang sangat mengena dan merupakan pendidikan yang sangat mulia, mudah2an ki sabda dapat terus memberikan pencerahan, agar tercipta manusia2 yang sadar akan keberadaan diri, sehigga tercipta tatanan dan kerukunan seluruh umat manusia
    wassalam

    http://pemegangpetir.blogspot.com/2011/05/mujizat-nabi-daud-as.html

  27. Matur suwun Ki SABDA…,atas segala pencerahan keilmuan nya. Nyuwun pangestunipun Ki..,mugi mugi kulo lan sedayanipun poro sedulur mampu memahami segala wejangan Ki SABDA..
    Matur suwun..

    salam hormat

  28. Meditasi bukan konsentrasi, meditasi belajar ketenangan kl konsentrasi biasanya ada ketegangan, bila seseorang udah bisa tenang damai dan bahagia semua keinginannya dapat di peroleh dngan mudah, semua itu latihannya bermeditasi.

  29. töø ..mski aku pnya emas 63 ton,uang 99 juta triliun..prcma kalo tdk bs aku gunakan..
    Mending pnya seribu tp bs hilangkn dahaga..
    aku tk tahu soal ghoib..
    aku cm ngerti soal ghoib yg dhohir..

  30. Dari Ketujuh Nama Cakra tersebut di atas, secara berurutan, ada Istilah lain untuk nama -nama itu. Di sana juga dijelaskan hal-hal yang menghalangi dari setiap Pembukaan Cakra tersebut. Seperti yang saya tonton di Film Seri Avatar, pagi tadi. Ketujuh istilah itu ;

    1. Cakra Tanah, terhalangi oleh Rasa Takut
    2. Cakra Air, terhalangi oleh Rasa Bersalah
    3. Cakra Api,terhalangi oleh Rasa Kecewa/Malu
    4. Cakra Hati, terhalangi oleh Rasa Sedih/Cinta
    5. Cakra Suara, terhalangi oleh Kebohongan
    6. Cakra Cahaya, terhalangi oleh Ilusi
    7. Cakra Pikiran, terhalangi oleh Kejadian Masa Lampau

    Yang saya tangkap di sana, Cakra akan terbuka, kalau kita mampu mengalahkan/menundukkan setiap halangan (yang menghalangi) terbukanya Cakra tersebut. Cakra ketujuh ternyata yang paling berat. Ada kalimat di sana,” Kamu harus menyelesaikan sampai Cakra Ketujuh, kalau tidak, Cakra yang lain akan kembali terkunci”

    Ki Sabda, Mohon dikoreksi. Nuwun.

    • Salam Rahayu mas Edy

      Sedikit sharing, pembukaan chakra tidak dapat dilakukan oleh pemberdayaan sifat-sifat tersebut. Pembukaan chakra hanya dapat dilakukan melalui proses “attunement” dari seorang Guru yang tepat, dan disempurnakan oleh energi kundalini yang bangkit. Pemberdayaan sifat-sifat yang disebutkan Mas Edy, hanya untuk proses “maintenance”, karena chakra yang sudah terbuka dapat menjadi terkotori oleh sifat-sifat (emosi negatif). Terima Kasih

Tinggalkan Balasan ke DARMO Batalkan balasan