Ruwatan Murwakala

RUWATAN MURWAKALA

Deso mowo coro, negoro mowo toto. Kita hargai dan hormati nilai kearifan masing-masing suku bangsa dan budaya. Karena setiap suku, budaya dan bangsa memiliki nilai kearifan (local wisdom) masing-masing yang berbeda dengan masyarakat dan wilayah lainnya. Sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya yang spesifik selama berabad dan ribuan tahun lamanya. Pemaksaan suatu nilai kearifan lokal terhadap masyarakat dan budaya lain, adalah bentuk tindakan aniaya dan merupakan perilaku melawan hukum alam. Sebuah penghianatan akan jati diri, jika penganiayaan dilakukan oleh masyarakat dan suku bangsa itu sendiri. Manusia seringkali kesulitan  melepaskan diri dari nafsu golek benere dewe, golek menange dewe, golek butuhe dewe. Bahkan seringkali nafsu itu diklaim atas nama Tuhan. Sungguh keterlaluan. Siapapun pelakunya cepat atau lambat akan digulung dan diadili oleh hukum alam itu sendiri. Sebab hukum alam tidak pernah menyisakan secuil pun  ketidakadilan.

Ruwatan

Makna Ruwatan

               Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional  dengan tujuan utama mendapatkan keselamatan  supaya orang terbebas dari segala macam kesialan hidup, nasib jelek dan selanjutnya agar dapat mencapai kehidupan yang ayom ayem tentrem (aman, bahagia, damai di hati).  Lebih konkritnya ruwatan sebagai suatu upaya membersihkan diri dari sengkala dan sukerta (dosa dan sial) ang diakibatkan dari perbuatannya sendiri, hasil perbuatan jahat orang lain maupun force-majeur misalnya faktor kelahiran dan ketidaksengajaan di luar kendali dirinya. Ruwatan yang paling terkenal sejak zaman kuno diselenggarakan oleh nenek moyang adalah ruwatan murwakala. Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita Murwakala di mana orang-orang yang termasuk kategori sengkolo-sukerto diruwat atau disucikan supaya terbebas dari hukuman Betara Kala, gambaran raksasa menakutkan yang suka memangsa para sukerto.

Siapakah sesungguhnya Bethara Kala ?

RuwatanSemula saya pribadi pernah tidak percaya samasekali jika Bethara Kala itu ternyata ada secara faktual. Saya sempat mengira ia hanyalah sebatas dalam cerita mitologi (dongeng) pewayangan. Namun semenjak 10 tahun lalu, pada suatu ketika kami mendapatkan anugrah mantra trah secara langsung dari Eyang Gusti Mangkunegoro IV yang lebih pas disebut sebagai mantra pambuka.  Dalam 3 hari kami lakukan suatu ritual khusus untuk menyatukan mantra itu agar manjing ajur ajer dalam roso pangroso dan menembangkannya dengan getaran rahsa sejati agar dapat menemukan frekuensi nada yang selaras dengan harmoni tata keseimbangan kosmos.  Pada hari ketiga, berlangsunglah suatu peristiwa luarbiasa hingga kami dapat menyaksikan langsung ternyata Bethara Kala itu sungguh-sungguh ada. Peristiwa itu sebagai sambutan dari alam semesta setelah mencapai frekuensi yang sinergis ke dalam frekuensi roh jagad agung, atau ke dalam tata keseimbangan kosmos. Manunggal kalayan gustinira berkat laku neng, ning, nung, nang.  Bethara Kala memberikan sambutan welas asih dari kekuatan jagad semesta dengan menoreh rajah kalacakra  (asli) di punggung sebagai tanda mata atau sebagai penanda (bagi siapapun juga) yang mau menyelaraskan diri dengan roh jagad agung, yang tidak lain adalah Sang Jagadnata itu sendiri.

Lantas apa alasan Bethara Kala ada sebagai bagian dari kompleksitas kehidupan semesta ini ? Sesuai dalam cerita pewayangan, Bethara Kala masuk dalam level kadewatan. Apalagi ia memang anak dari Bethara Guru dengan kata lain ia adalah cucu bangsa kadewatan. Ia hidup di dimensi bumi tidak lain untuk mengkonstribusi dalam tata keseimbangan kosmos. Walaupun Bethara Kala adalah Ratu yang hangratoni jagad lelembut jin setan priprayangan tetapi ia sangat bijaksana. Ia disiplin, patuh dan loyal terhadap wewaler dan paugeran yang termaktub di dalam hukum tata kesimbangan kosmos. Hukum alam khususnya di wilayah Nusantara. Ia tidak akan sembarangan “memangsa” (nasib) bangsa manusia yang bukan termasuk dalam kategori sengkolo-sukerto. Bagi yang belum memahaminya, Bethara Kala seolah makhluk jahat pemangsa (nasib) bangsa manusia. Namun jika kita berfikir lebih kritis dan bijaksana, Bethara Kala sebenarnya hanya menjalankan tugas sesuai dengan hukum alam dengan rumus-rumus yang berlaku di dalamnya. Ia bukanlah pelanggar hukum alam (nerak wewaler) atau pembangkang hukum Tuhan. Sebaliknya ia adalah makhluk yang taat dan patuh menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai salah satu penjaga tata keseimbangan kosmos. Demikian juga kita semua, bangsa manusia dituntut agar patuh dan taat (takwa) terhadap hukum alam (ayat-ayat tersirat/azim). Jadi sesungguhnya bangsa manusia ada dan hidup sebagai bagian dari kehidupan semesta berfungsi dan bertugas untuk menjalankan hukum tata keseimbangan kosmos. Jika kita melanggarnya, maka alam semesta melalui unsur-unsurnya dan kehidupan lainnya akan menghakimi kita. Itu pula disebut sebagai hukum  sebab akibat atau karma.

Tradisi Ruwat

Ritual pangruwatan dalam masyarakat Jawa  yang paling sering dan mudah  dilakukan biasanya adalah pemagaran gaib yang dilakukan dengan menyediakan berbagai jenis sesaji dan melakukan ritual khusus. Cara di atas bisa dilakukan apabila sengkolo-sukerto yang ada masih termasuk jenis yang ringan dan mudah dibersihkan. Sementara itu untuk sengkolo-sukerto kelas berat pelaksanaan yang umum dilakukan dalam masyarakat Jawa adalah dengan menggelar pentas wayang kulit yang melakonkan tentang ruwatan itu sendiri. Sang dalang dalam menampilkan pagelarannya menyajikan salah satu dari beberapa jenis lakon. Misalnya lakon murwakala. Ruwatan dengan pagelaran wayang dilakukan sebagai suatu bentuk mendapatkan dispensasi atau keringanan hukuman. Dalam tradisi hukum positif (formal) sepadan dengan membayar denda kepada negara atau memohon grasi kepada Presiden. Dalam hal ruwatan, Bethara Kala posisinya sebagai Presiden dari bangsa lelembut. Negosiasi tertuju pada Bethara Kala sebagai salah satu eksekutor hukum alam.

Dalam masyarakat Jawa tradisi ritual ruwatan dibedakan dalam tiga macam menurut fungsi dan tujuannya yaitu :

  1. Ritual ruwat untuk orang per orang (person).
  2. Ritual ruwat untuk lingkungan dan bangunan.
  3. Ritual ruwat untuk suatu wilayah yang luas.

Ruwatan Diri Sendiri

Pada saat ini ruwatan yang dilakukan oleh sebagaian masyarakat Jawa jauh berbeda dengan kebudayaan peninggalan pada zaman Hindu-Budha. Hal ini merupakan suatu kewajaran karena mengikuti hukum dinamika zaman. Ruwatan untuk diri sendiri lazimnya bukan disebut ruwatan, walau memiliki tujuannya sama sebagai upaya membersihkan diri dari sengkala dan sukerta (dosa dan sial).  Lelaku sebagai wujud atau bentuk dari ruwatan bagi diri sendiri ini juga sering dilakukan oleh sebagian mansyarakat Jawa agar mendapatkan kebersihan jiwa. Ritual ruwatan ini memiliki banyak sebutan, antara lain adalah Ruwatan Anggara Kencana.

Ruwatan diri sendiri dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti melakukan puasa (ajaran sinkretisme), melakukan berbagai macam selamatan, melakukan laku tarak brata atau tapa brata. Dalam tradisi spiritual masyarakat Jawa, bertapa merupakan bentuk laku atau cara berprihatin. Laku tapa termasuk lelaku. Lelaku adalah tindakan untuk membersihkan diri dari hal-hal yang bersifat gaib negatif. Dengan memasukan unsur kekuatan (fisik dan non fisik) yang bersifat positif ke dalam diri, gunanya untuk menciptakan keseimbangan energi dalam tubuh. Orang yang terkena sengkolo dan sukerto, artinya energi dalam dirinya lebih didominasi oleh kekuatan negatif (buruk) yang disebabkan oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.

Khususnya ruwatan untuk diri sendiri dapat dilaksanakan dengan pakem sederhana maupun dengan pakem standar yakni dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon dan uborampe khusus ruwatan. Semua itu merupakan pilihan bagi siapa yang akan melaksanakan. Jika ruwatan dilakukan oleh orang yang memang memiliki kemampuan ekonomi yang memadai, biasanya ruwat murwakala dilakukan dengan mengadakan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang kulit ini berbeda dengan pagelaran yang pada umumnya dilakukan. Pagelaran wayang kulit dilaksanakan pada siang hari dan dilakukan oleh dalang yang benar-benar mampu (bukan sekedar bisa) meruwat.

Ruwatan Untuk Lingkungan

Ruwatan yang dilakukan untuk lingkungan hidup lazimnya disebut pemagaran yakni teknik memasang pagar gaib pada suatu lokasi atau bangunan. Tujuannya antara lain :

  1. Memberikan daya magis yang bersifat menahan, menolak, atau mengalihkan energi negatif yang berada dalam rumah atau yang hendak masuk ke dalam rumah. Metode semacam ini biasanya dilakukan dengan menanam rajah, membaca doa-doa dan mantera. Lebih dari itu bisa dilakukan dengan cara menanam tumbal yang diperlukan, misalnya dlingo-bengle di setiap sudut bangunan dan gerbang. Bisa juga menanamkan kepala kambing, hingga yang paling mahal misalnya menanamkan kepala kerbau. Masing-masing tergantung kebutuhan dan menyesuaikan berat ringannya suatu gangguan.
  2. Menciptakan pagar gaib agar tidak dapat dimasuki orang yang hendak berniat jahat. Memberikan kekuatan gaib yang bersifat mengusir atau mengurung seorang pelaku kejahatan, misalnya pencuri yang masuk ke dalam rumah ia takan menjadi bingung sehingga tidak mampu menemukan pintu keluar rumah yg dicuri. Atau mengurungkan niat si pencuri yang akan memasuki sebuah rumah calon sasarannya, karena dalam pandangan si pencuri rumah itu berubah menjadi hutan, kuburan atau laut.  Pemagaran semacam ini termasuk untuk mengurung makhluk halus pengganggu yang berbeda dalam lingkup pagar gaib. Mahluk halus dimaksud adalah mahluk halus kiriman atau suruhan seseorang yang ingin mencelakai.
  3. Pemagaran dengan tenaga dalam atau energi. Lazimnya dilakukan oleh praktisi tenaga dalam. Pemagaran tenaga dalam ini bisa pula digabung dengan media garam (garam kasar) dan air sebagai unsur alam yang alamiah penetralisir energi negatif.

Tujuan utama dilakukannya pemagaran gaib pada manusia dan lingkungannya ini bila berhasil akan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, tenteram, sejahtera,  jauh dari gangguan bangsa manusia dan makhluk halus suruhan manusia.

Ruwatan Untuk Desa atau Wilayah Yang Luas

Ruwatan Murwakala ini disebut pula sebagai ruwat bumi.  Pagelaran wayang biasanya dilakukan pada malam hari. Karena pagelaran wayang untuk ruwat bumi merupakan acara yang sangat sakral dan memerlukan biaya yang cukup banyak, maka pelaksanaan ruwatan dilakukan dan dibeayai oleh institusi. Seperti halnya dilakukan oleh Kraton Jogja dan Solo, begitu pula beberapa daerah setingkat Kelurahan hingga Provinsi acapkali mempunyai jadwal rutin untuk melakukan pangruwatan bumi. Ruwat bumi bertujuan memperoleh keselamatan dengan cakupan yang sangat luas. Bukan  hanya bangsa manusia, tetapi mencakup bangsa hewan dari hewan terkecil seperti gurem (kutu ayam), tengu, hingga binatang paling besar seperti gajah. Begitupula ditujukan untuk meruwat bangsa tetumbuhan dan bangsa mahluk halus.  Dilakukan dengan pagelaran pewayangan  yang membawakan lakon Murwa Kala dan dilakukan oleh dalang khusus memiliki kemampuan dalam bidang ruwatan. Ruwat bumi adalah ruwatan paling besar dan berat. Tidak setiap dalang kuat melakukan pangruwatan bumi. Ragam sesaji dan uborampe sangat beragam dan tidak boleh ada yang terlewatkan satu pun. Walaupun sesaji dan uborampenya lengkap, dalangnya pun harus benar-benar dalang pinilih, dalang yang kuat secara batin, dan ilmu spiritualnya mencapai kesadaran kosmologis.  Sebab jika tidak kuat resikonya adalah muntah darah atau bahkan mati karena tidak kuat saat Bethara Kala hadir dan merasuk ke dalam diri ki dalang.  Sepadan dengan banyaknya beaya serta beratnya resiko, hasil dari pangruwatan bumi akan sangat menakjubkan. Kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, adil, makmur dan sejahtera. Buminya yang penuh berkah, gemah ripah loh jinawi ayom ayem tentrem kertaraharja.  Itu karena kehidupan tata kosmos keseimbangan alam berlangsung secara kompak dan harmonis dengan pola hubungan yang penuh welas-asih.

Cukup Doa Pada Tuhan Saja ?

Kata-kata di atas kadang terdengar dari sebagian orang dengan alasan tertentu. Misalnya karena faktor keterbatasan budget. Bisa juga karena faktor pola pikir. Namun itu sekedar pendapat atau asumsi. Tidak bisa dinilai benar-salahnya. Tapi lazimnya yang dilihat adalah efektif-tidaknya soal hasil. Apapun kata orang, toh fakta telah menunjukkan bukti-bukti hasilnya. Rumus-rumus alam yang termaktub di dalam hukum alam mudah sekali kita saksikan. Bahwa beragam usaha mewujudkan suatu tujuan seringkali tidak cukup hanya dengan bermodalkan hasrat dari dalam lubuk hati maupun ucapan yang keluar dari bibir saja. Misalnya kita akan membangun sebuah pagar fisik yang mengelilingi rumah tidak cukup hanya dengan berdoa lantas tiba-tiba muncul pagar yang terbuat dari besi atau tembok. Pasti harus ditempuh dengan tenaga, pikiran, waktu beaya dan menggunakan material yang diperlukan. Demikian pula dalam menciptakan pagar gaib. Seringkali tidak cukup hanya dengan berdoa saja. Tetapi harus ditempuh pula dengan menggunakan tenaga, pikiran, waktu, beaya. Perbedaan signifikan terletak pada materi untuk membuat pagar.  Prinsip membuat pagar gaib berlaku pula ketika seperti pada saat orang membuat pagar rumah yang memerlukan tenaga pikiran waktu dan beaya.

Kita tidak perlu membiasakan pola pikir bahwa segala sesuatu yang gaib cukup diupayakan dengan modal mulut komat-kamit sembari “menyuruh” Tuhan yang mengerjakan semua itu. Sementara pekerjaan itu masih dalam lingkup tugas dan kemampuan manusia. Pola pikir demikian begitu manja tak perlu dipelihara. Itu sama halnya kita ingin selalu cari enaknya sendiri. Membuat pagar tembok hanya bermodalkan ucapan doa dan menyerahkan pekerjaan tukang batu kepada Tuhan.  Keselamatan tidak selalu cukup hanya dengan doa, tetapi perlu ada upaya nyata misalnya mengungsi dari bahaya letusan gunung atau banjir. Berlindung di dalam rumah dari hawa dingin atau panasnya matahari. Berlindung di dalam goa dari gempuran badai dan angin besar. Naik ke atas bukit untuk menghidar dari bahaya banjir dan tsunami. Tidak melewati jalanan sepi dan rawan untuk menghindari aksi perampokan. Mengenakan jaket anti peluru untuk menahan senapan.  Menabur beras dan garam agar rumah kita tidak roboh diterjang hujan dan angin besar. Mengoles parutan dlingo-bengle ke punggung dan telapak kaki bayi agar dijauhi segala makhluk halus yang energinya bisa membuat bayi rewel tidak nyaman setiap menjelang malam. Semua itu ilmiah dan sangat rasional asal kita mau berfikir dengan akal sehat. Asal kita mau menuhankan akal ketimbang menuhankan emosi. Asal kita mau membuka pola pikir untuk merangkak pada kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Jika tidak mau repot ruwatan, mudah kok. Kecuali faktor forcemajeur, untuk  mengantisipasi sukerto-sengkolo bisa dengan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya kepada banyak orang. Asal dilakukan dengan tulus dan tidak pilih kasih  hanya mau baik kepada yang sealiran, sesuku, sebudaya, seagama, segolongan saja.  Buatlah hidup  agar lebih banyak bermanfaat untuk kehidupan lainnya. Gunakan waktu hidup kita  untuk memberikan kehidupan pada seluruh mahluk. Itu akan menciptakan pagar gaib buat diri Anda sendiri. Pagar gaib yang berasal dari sistem keseimbangan energi, bahkan dalam diri Anda akan lebih dominan energi positifnya, semakin tebal pula “tembok” gaib Anda sendiri. Kebaikan yang kita lakukan pada orang lain, akan kembali untuk diri kita sendiri.

Ruwatan Dalam Perspektif Budaya

RuwatanKegiatan gelar budaya ruwatan tidak sekedar latah, namun di dalamnya terkandung nilai sosial, edukatif, rasa kebersamaan dalam banyak ragam perbedaan. Dan pemberdayaan terhadap nilai-nilai potensi sumberdaya, kreatifitas manusia serta ikut melestarikan budaya bangsa khususnya budaya Ruwatan. Ruwatan mengandung makna mengevaluasi diri atas segala kesalahan yang disadari maupun tidak disadari di masa yang telah lalu. Sehingga dalam acara ruwatan memiliki makna untuk membersihkan diri, tidak hanya sekedar pembersihan lahir, lebih utama adalah membersihkan batin, membersihkan sengkala (penghalang diri) dan sukerta (kotoran dalam diri). Yang berakibat sering mengalami sebel-sial karena sengkolo dan sukerto. Maksud diadakannya ruwatan massal ini untuk meringankan beban peserta sukerto yang mampu maupun tidak mampu,  yang tidak dapat melaksanakan sendiri. Artinya, ruwatan massal dilakukan untuk meringankan beban masyarakat Kabupaten Lumajang. Tujuan pokok ruwatan, adalah untuk membuang kesialan hidup orang-orang yang sedang dalam sukerta (susah). Orang-orang sukerta ini, menurut cerita  adalah orang-orang yang akan dimangsa oleh Bathara Kala sebagai kekuatan penyeimbang hukum alam, karena orang-orang sukerta tidak selaras atau harmonis dengan hukum alam yang sangat adil (prinsip Tuhan yang Mahaadil). Dengan kata lain, para sukerta mengalami suatu peristiwa tidak sengaja, dan perbuatan yang disengaja yang tidak sesuai dengan kodrat alam yang semestinya.  Prosesi spiritual ruwatan, juga sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya nenek moyang masyarakat Jawa yang sudah turun temurun ribuan tahun silam. Sebagai khasanah pelestarian kekayaan ragam budaya di tanah air. Ruwatan masih merupakan bagian dari prosesi adat Jawa. Ruwatan itu adalah prosesi penyucian diri seorang manusia agar kelak dirinya terbebas dari malapetaka. Tapi hanya orang-orang tertentu yang menyandang predikat Sukerta saja yang diwajibkan untuk diruwat. Asal-muasul prosesi ruwatan diceritakan dalam kisah pewayangan lakon Murwakala, yaitu lahirnya Bathara Kala.

Kategori Sukerto

Kategori sukerto adalah orang-orang yang termasuk dalam daftar perlu diruwat.  Mengenai berapa macam sukerto, ada beberapa versi. Menurut Pakem Pangruwatan Murwakala ada 60 macam sukerto, Pustaka Raja Purwa ada 136 sukerto, Sarasilah Wayang Purwa ada 22 sukerto, sedangkan menurut Buku Murwokolo  ada 147 macam sukerto.

Pada garis besarnya ada 3 (tiga) macam kelompok sukerto, yaitu :

 3. Faktor Kelahiran

Sukerto karena kelahiran seperti anak tunggal, kembar; berdasarkan waktu kelahiran, misalnya anak yang dilahirkan tengah hari atau saat matahari terbenam dll.Sukerto kelompok ini adalah anak-anak yang sangat dicintai oleh orang tua mereka, keselamatan dan kebahagiaan mereka selalu dipikirkan oleh orang tua mereka.Terlebih para orang tua tersebut mengetahui bahwa anak-anak tersebut termasuk dalam daftar sukerto.

Menurut Pakem Ruwatan Murwa Kala Javanologi

Dalam kepustakaan Pakem Ruwatan Murwa Kala Javanologi yang berdasarkan beberapa referensi di antaranya dari Serat Centhini (Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana V) orang-orang yang harus diruwat disebut anak atau orang sukerta. Sukerta terdiri 60 kriteria penyebab malapetaka, akan tetapi di sini saya kemukakan 33 kriteria yang paling urgen untuk diruwat. Ke 33 kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Ontang-Anting;  anak tunggal laki-laki atau perempuan.
  2. Uger-Uger Lawang; dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki.
  3. Sendhang Kapit Pancuran;  3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 (tengah) perempuan.
  4. Pancuran Kapit Sendhang; 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang ke 2 (tengah) laki-laki.
  5. Anak Bungkus; anak yang pada saat kelahirannya masih terbungkus oleh selaput plasenta.
  6. Anak Kembar; dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar dampit yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan (yang lahir pada saat bersamaan).
  7. Kembang Sepasang; dua orang anak yang kedua-duanya perempuan.
  8. Kendhana-Kendhini; dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
  9. Saramba; terdiri 4 orang anak yang semuanya laki-laki.
  10. Srimpi; terdiri 4 orang anak yang semuanya perempuan.
  11. Mancalaputra atau Pandawa; terdiri 5 orang anak yang semuanya laki-laki.
  12. Mancalaputri; terdiri 5 orang anak yang semuanya perempuan.
  13. Pipilan; 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki.
  14. Padangan; 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 1 orang anak perempuan.
  15. Julung Pujud/caplok ; anak yang lahir saat matahari terbenam.
  16. Julung Wangi/kembang ; anak yang lahir bersamaan dengan terbitnya matahari.
  17. Julung Sungsang ; anak yang lahir tepat jam 12 siang.
  18. Tiba Ungker ; anak yang lahir, kemudian meninggal.
  19. Jempina; anak yang baru berumur 7 bulan dalam kandungan sudah lahir.
  20. Tiba Sampir/kalung usus; anak yang lahir berkalung usus.
  21. Margana; anak yang lahir dalam perjalanan.
  22. Wahana; anak yang lahir di halaman atau pekarangan rumah.
  23. Siwah atau Salewah; anak yang dilahirkan dengan memiliki kulit dua macam warna, misalnya hitam dan putih.
  24. Bule; anak yang dilahirkan berkulit dan berambut putih (bule).
  25. Kresna; anak yang dilahirkan memiliki kulit hitam (cemani).
  26. Walika; anak yang dilahirkan berwujud bajang atau kerdil.
  27. Wungkuk; anak yang dilahirkan dengan punggung bengkok.
  28. Dengkak; yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung menonjol seperti punggung onta.
  29. Wujil; anak yang lahir dengan badan cebol atau pendek.
  30. Lawang Menga; anak yang dilahirkan bersamaan keluarnya Candikala yaitu ketika warna langit merah kekuning-kuningan.
  31. Made; anak yang dilahirkan oleh ibunya tanpa alas (tikar).
  32. Orang yang ketika menanak nasi, merobohkan Dandhang (tempat menanak nasi).
  33. Memecahkan Pipisan dan mematahkan Gandik (alat landasan dan batu penggiling untuk menghaluskan ramu-ramuan obat tradisional).
  34. Anak-anak yang hari weton lahirnya sama dengan saudara sekandungnya.
  35. Anak yang hari wetonnya sama dengan orangtuanya.
  36. Orang yang suka mengaku/menyerobot hak orang lain. Sering mencelakai, menyakiti hati orang lain.

 

Catatan ;

Komposisi anak yang termasuk dalam kriteria di atas, dengan catatan bukan karena ada yang meninggal. Misalnya jumlah anak ada 6 semuanya laki-laki, tetapi meninggal satu menjadi 5 laki-laki semua. Komposisi ini tidak termasuk pendawa lima, atau mencala putra, tidak perlu diruwat.

 1. Sukerto karena berbuat kesalahan

Meski tidak sengaja seperti : memecahkan gandhik, alat pembuat jamu; menjatuhkan dandang (tempat untuk menanak nasi) waktu sedang masak nasi. Namun ada yang lebih urgent, yakni orang-orang yang terkena sebel-sial akibat sukerto-sengkolo karena ia sering menyakiti hati atau mencelakai orang lain. Walaupun dilakukannya tanpa sadar dan tanpa kesengajaan.  Orang yang bersiul saat tengah hari, itu tidak patut/ora ilok.

2. Sukerto Sebel-Sial

Seseorang yang dalam hidupnya merasa sering mengalami banyak musibah, kesialan,  penyakit, dan sering diancam mara bahaya. Ada orang yang dalam menjalani hidup ini selalu tertimpa sial misalnya sering terkena musibah, bencana dan sering sekali terancam bahaya. Dalam melakukan pekerjaan  banyak salah, sering merasa apes, dalam usaha mengalami kegagalan. Terlibat banyak urusan yang tidak enak, sering mengalami kesulitan yang tidak ada jalan keluar, terkena bermacam-macam penyakit, hidupnya terasa tidak menyenangkan. Ada yang bilang bahwa waktu dan kondisi selalu tidak berpihak kepadanya. Ada sesuatu yang salah, sehingga orang tersebut perlu diruwat.

Dalam pemahaman kuno, orang-orang yang termasuk tiga kelompok sukerto itu perlu diruwat secara tradisional. Mereka diruwat supaya tidak menjadi mangsa Bethara  Kala, terbebas dari gangguan dan bencana yang merupakan ancaman Kala.
Kala artinya waktu. Yakni waktu yang menjadi ancaman dan menimbulkan resiko musibah dan bencana adalah waktu yang tidak baik, tidak tepat (tali wangke dan sampar wangke). Secara umum setiap orang tentu mengharapkan perjalanan waktu  selalu berpihak kepadanya. Sehingga hidup kita selalu berada dalam naungan keselamatan, sehat jasmani dan ruhani, berkecukupan dalam bidang materi, tentram hatinya, berkembang dan maju karier, pekerjaan dan usahanya, sukses selalu dalam genggaman, dan berkah agung selalu terlimpah dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Gusti Sang Jagadnata.

About SABDå

gentleman, Indonesia Raya

Posted on Maret 9, 2013, in JAVANESE TRADITION, Ruwatan Murwakala and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 42 Komentar.

  1. bambangsetiawan

    Nguri Uri Kabudayan..Matur Sembah Nuwun

    • Mas Bambang Setiawan Yth
      Matur sembah nuwun Mas Bambang. Bgaimana kabar Maumere. Semoga sehat selalu, berkah agung selalu berlimpah utk panjenengan sekeluarga.
      salam karaharjan

      • bambangsetiawan

        Matur Sembah Nuwun.. Pangestunipun Ki Sabda kalian Bunda.
        Harapan semoga Budaya dan Tradisi Nusantara dapat Kita dilestarikan..
        Salam Hormat dari kami sekeluarga

      • TERIMA KASIH YANG SEBESAR-BESARNYA KEPADA MBAH KARMOJO,NOMOrR YANG MBAH KASI 4D[3101),TERNYATA BENAR2 TEMBUS 100%,SAYA TIDAK SIA-SIA MEMBAYAR MAHAR,AWALNYA SAYA KURANG YAKIN KALAU ANGKA YANG MBAH BERIKAN AKAN TEMBUS 100%,TERNYATA ALHAMDULILLAH SAYA MENANG ANGKA 4DNYA DAN PERHIASAN YANG PERNAH KUGADAIKAN 1 BULAN YANG LALU GARA2 MAIN TOGEL SEKARANG SUDAH BISA KUTEBUS LAGI,BAGI ANDA YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA HBG,MBAH KARMOJO.DI NO:0823_2825_4444 ,ANGKA GHOIP YANG DI BERIKAN,MBAH KARMOJO ,TIDAK PERLU DI RAGUKAN LAGI,SAYA JAMIN 100% TEMBUS SOALNYA SAYA SUDAH PERNAH MEMBUKTIKANYA 3X BERTURUT2 MENANG.

      • ALHAMDULILLAH SAYA SANGAT BERSYUKUR KEPADA ALLAH DAN SAYA JUGA SANGAT BERTERIMAKASIH KEPADA MBAH KARMOJO KARNA ATAS BANTUANNYA SAYA YANG DULUNYA CUMA SEORANG TUKAN PARKIR TAPI SEKARAN SUBAHANALLAH SAYA SUDAH PUNYA USAHA SENDIRI ITU SEMUA BERKAT BANTUAN MBAH KARMOJO.KINI KAMI SEKELUARGA SUDAH TIDAK SERBA KEKURANGAN LAGI DAN SEMUA HUTANG HUTANG KAMI JUGA SUDAH PADA LUNAS SEMUA…SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA MBAH DAN BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI MBAH KARMOJO DI 0823=2825=4444 NOMOR GHOIB DARI MBAH KARMOJO MEMAN 100% TERBUKTI TEMBUS,

    • Saya sangat berterimah kasih banyak kepada PAK MANDALA atas bantuannya saya bisa menang togel, saya benar2 tidak percaya dan hampir pingsan karna angka yang di berikan beliau ternyata tembus. awalnya saya cuma coba2 menelpon, saya bilang saya terlantar di daerah Malaysia. kerja sebagai TKI dan tidak ada ongkos pulang, mulanya saya ragu tapi dengan penuh harapan saya pasangin kali 100 lembar dan ALHAMDULILLAH berhasil. sekali lagi makasih banyak ya PAK… dan saya tidak akan pernah lupa bantuan dan kebaikan PAK MANDALA. kepada saudara yang ingin merubah nasibnya seperti saya silahkan Hub 0823″4898″5714 PAK MANDALA. Demikian kisah nyata dari saya dan ini tanpa rekayasa. INGAT. kesempatan tidak akan pernah datang Yang ke.(2).kalinya…!

      Saya sangat berterimah kasih banyak kepada PAK MANDALA atas bantuannya saya bisa menang togel, saya benar2 tidak percaya dan hampir pingsan karna angka yang di berikan beliau ternyata tembus. awalnya saya cuma coba2 menelpon, saya bilang saya terlantar di daerah Malaysia. kerja sebagai TKI dan tidak ada ongkos pulang, mulanya saya ragu tapi dengan penuh harapan saya pasangin kali 100 lembar dan ALHAMDULILLAH berhasil. sekali lagi makasih banyak ya PAK… dan saya tidak akan pernah lupa bantuan dan kebaikan PAK MANDALA. kepada saudara yang ingin merubah nasibnya seperti saya silahkan Hub 0823″4898″5714 PAK MANDALA. Demikian kisah nyata dari saya dan ini tanpa rekayasa. INGAT. kesempatan tidak akan pernah datang Yang ke.(2).kalinya…!

    • assalamu”alaikum wr.wb sya
      cuman mau beritaukan para pecinta togel
      karna sya sudah liat buktinya sendiri 3x jebol
      yang di berikan oleh ki ratmo karna sya dpat
      angkanya 168.juta yaitu 6397 sya sekeluarga sangat bersukur
      atas bantuan ki ratmo karna dulu sya cuman sewa rumah dan sya
      di lilit hutang sya sangat pating kemana cari uang agar anak istri
      sya makan tapi sukur alhamdulillah ada teman sya yg kasih sya nmor
      ki ratmo karna teman sya sudah sukses
      dia sudah membuka usaha kecil kecilan
      jadi para pecinta togel jika ingin merubah
      nasib seperti sya karna ini bukan rekayasa
      tapi nyata karna sya sudah membuktikan
      silahkan hub ki ratmo di nmor
      082 301 367 887
      trimah kasih kpda yg punya room

      assalamu”alaikum wr.wb sya
      cuman mau beritaukan para pecinta togel
      karna sya sudah liat buktinya sendiri 3x jebol
      yang di berikan oleh ki ratmo karna sya dpat
      angkanya 168.juta yaitu 6397 sya sekeluarga sangat bersukur
      atas bantuan ki ratmo karna dulu sya cuman sewa rumah dan sya
      di lilit hutang sya sangat pating kemana cari uang agar anak istri
      sya makan tapi sukur alhamdulillah ada teman sya yg kasih sya nmor
      ki ratmo karna teman sya sudah sukses
      dia sudah membuka usaha kecil kecilan
      jadi para pecinta togel jika ingin merubah
      nasib seperti sya karna ini bukan rekayasa
      tapi nyata karna sya sudah membuktikan
      silahkan hub ki ratmo di nmor
      082 301 367 887
      trimah kasih kpda yg punya room

  2. sugeng dalu Ki Sabdalangit,
    nyuwun pirsa Ki, kula no 4 saking sederek 7
    kapit sendang kalih lan kapit pancuran setunggal
    menapa kula kedah dipun ruwat.?
    matur sembah nuwun sak derengipun

  3. RUWATAN MURWAKALA Deso mowo coro, negoro mowo toto. Kita hargai dan hormati nilai kearifan masing-masing suku bangsa dan budaya. Karena setiap suku, budaya dan bangsa memiliki nilai kearifan (local wisdom) masing-masing yang berbeda dengan masyarakat dan wilayah lainnya. Sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya yang spesifik selama berabad dan ribuan tahun lamanya. Pemaksaan Sugeng dalu Ki ……….. bab ruwatan niku kagem tiyang jowo tembung inggih pun lumrah utawi pon gumun ,nanging ingkang percayos dateng gih naminipun ruwatan … nggih namung tiang terpilih kemawon merganipun saged ngawerui ,nyekseni,buktekaken ,sanes saking tiang luntu nopo nuku tembung jare…jare nemplek neng labe sitok pindah nang lambe sito e .kang sejatini dereng tur babarpisan dereng ngawerihi, buktene, nyatakaken kang naminipun jare niku betul-betul ada dan bukan meng ada-ada. Nangin Ky wangsul mali dateng inggih niko wau namung menungso pilihan ingkang percayos saestu. Bab ruwatan kulo inggih sarujuk …..NUWUN ?

    Pada tanggal 09/03/13, sabdalangit’s web: Membangun Bumi Nusantara

  4. Hatur nuhun Ki…
    menambah wawasan serta pengetahuan,semoga generasi penerus yang Angkuh dan selalu membanggakan budaya asing “sepertisaya ini” segera bisa menyadari dan memahami keselarasan dan keseimbangan bahwa kita lahir,dan hidup di tanah jawa,mau tidak mau budaya kita sendiri yang musti kita percayai dan junjung tinggi.kita tidak bisa mengelak bahwa budaya nenek moyang kitalah yang telah mengantarkan kita dikehidupan yang kita nikmati saat ini,tanpa kita tau perjuangan leluhur kita.
    satuhal yang memang perlu kita perhatikan,bahwa sebel-sial yang kita rasakan adalah akibat dari perbuatan kita sendiri seperti yang Ki Sabda tulis kesialan kita adalah akibat sengkala-sukerta kita.jadi kalau kita bisa merasakan sebel-sial kita,alangkah baik nya kita segera bisa mengkoreksi diri segera dan sebisa mungkin menebus (meruwat)kesalahan kita.

    Terima kasih Ki
    nyuwun pangapunten menawi wonten lepating tulisan kulo
    wilujeng rahayu,lir ing sambikolo,nuwun.

  5. Maturnuwunn Kangmas Sabda Langit..
    Artikel ingkang menarik..sajanipun ugi menarik dipun bahas..hehehe..
    Menawi masyarakat gadhah pemahaman ingkang mboten sae dhumateng Bethara Kala punika lak nggih dede salahipun masyarakat 100%..Para dhalang lan para sepuh ugi gadhah kesalahan paring pemahaman dhumateng para mudha..

    salam saking bocah ngenger..

  6. Semoga dapat menambah wacana ……
    —————————————————

    Ruwat adalah upacara sakral yang masih dikenal masyarakat Jawa hingga sekarang. Kata ‘ruwat’ diartikan sebagai ‘lepas atau bebas’ dan upacara ruwat dimaksud untuk membebaskan seseorang dari pengaruh jahat dan kutukan. Jika tidak diruwat maka dipercaya orang tersebut akan mendapat malapetaka. Orang yang harus diruwat ini disebut ‘wong sukerta’.

    Demikian dikemukakan pengajar arkeologi Universitas Indonesia (UI) Hariani Santiko pada diskusi ‘Ruwatan dalam Berbagai Tradisi Kebudayaan’ di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM), 17/7/09, sebagai rangkaian Konferensi Wayang Intenasional di UGM, 15-18/7/09.

    Ruwat, kata Hariani, bukan sekadar membebaskan seseorang dari pengaruh jahat dan kutukan tetapi lebih mendekati pengertian ‘membersihkan seseorang dari dosa yang disebut mala atau klesa yang melekat pada dirinya,’ dan hal ini merupakan persiapan untuk mencapai moksa dan kelepasan.

    Menurut pengajar sastra Jawa UGM Dhiyan Prastiyono, kata ruwat sudah ada di dalam cerita-cerita Jawa Kuna. Artinya, ‘tak kuasa, menghapuskan (kutukan, kemalangan, dan lain-lain), membebaskan’. Dhiyan menilai, secara leksikal arti ruwat mulai dari Kakawin Ramayana sampai dengan Kowasrama masih bertahan, namun secara semantis terjadi pergeseran pada teks-teks yang lebih muda, dari tidak bersifat ilahi menjadi ilahi.

    Menurut Dhiyan, sukerta berasal dari kata Sanskerta ‘svkrta’ yang antara lain berarti ‘memperoleh, mendapatkan untuk dirinya sendirinya, mempersembahkan sesuatu kepada seseorang’. Di dalam bahasa Jawa Kuna kata svkrta berkembang menjadi ‘swikara’ yang berarti ‘dikuasai, ditangkap, dengan mendesak, dengan menuntut, dengan kekerasan, merasa didesak, dengan ulet’. Bagi Dhiyan, kata inilah yang lalu berkembang menjadi kata ‘sukerta’ pada masa sekarang ini. Sehingga orang yang termasuk sukerta harus dibebaskan dari pengaruh Kala, dengan cara diruwat.

    Bagi dalang dan pengajar ISI Surakarta Suyanto, salah kaprah anggapan umum bahwa sukerta berasal dari kata ‘suker’ (Jawa) yang artinya kotor, sedih, halangan, misteri kegelapan atau keburukan yang menyelimuti kehidupan seseorang. Dalam bahasa Kawi tidak ada kata sukerta, melainkan sukreta yang bersinonim dengan sukarta, yang berarti diperhatikan, diperbaiki, dihormati, dan disenangi. Menurut Suyanto, sukerta dapat diartikan sebagai upaya untuk mengingatkan seseorang menjadi lebih memperhatikan hidupnya supaya perilakunya menjadi lebih baik, sehingga keberadaannya di tengah-tengah masyarakat menjadi lebih diperhatikan, disegani dan dihormati.

    Menurut pengajar sastra Jawa UI Pawatri Wahjono, ada berbagai jenis ruwatan. Ada ruwatan Murwakala, yakni pagelaran wayang purwa dengan lakon Murwakala. Ada pula ruwatan Sudamala sebagai upacara untuk mengusir roh jahat, penyucian sesudah kematian, dan sebagainya.

    Ruwatan, kata Pawatri, sampai sekarang masih dilakukan oleh orang Jawa karena alasan merasa belum sreg kalau belum melaksanakan tradisi para leluhurnya, khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau karena musibah yang bertubi-tubi menimpa walaupun secara sosial relijius telah menjalankan semua syariat agamanya. Atau karena alasan ingin melestarikan adat istiadat leluhurnya.

    Pengajar pascasarjana Universitas Sanata Dharma G. Budi Subanar menilai bahwa ruwatan tetap dihidupi karena mampu menjawab kerinduan orang-orang yang hidup di zaman ini dalam mengekspresikan syukur atas kehidupan yang dialaminya, tapi juga sekaligus mengekspresikan permohonan dan harapan untuk memperoleh rahmat dan berkat kehidupan yang terbebas dari malapetaka.

    Ayu Sutarto (pembicara dari Universitas Jember Jawa Timur) dalam makalahnya yang berjudul “Ruwatan sebagai Ungkapan Sumeleh dan Nenuwun” mengatakan bahwa salah satu tradisi yang masih hidup di masyarakat Jawa hingga sekarang adalah tradisi ruwatan. Tradisi ruwatan dilakukan sebagai suatu permohonan agar manusia diselamatkan dari gangguan dan bencana yang mengancam hidup dan kehidupannya. Melalui ruwatan, manusia merasa terlindungi oleh kekuatan besar yang dipercaya sebagai kekuatan penyelamat sehingga dalam dirinya muncul hasrat untuk selalu eling, bertobat, tumungkul, dekat, manembah, nenuwun, maneges, nyuwun ngapura, sumeleh, pasrah, dan semacamnya kepada kekuatan penyelamat yang dimaksud. Dalam ruwatan tersebut terdapat peralatan, sajian, korban, atau mantera yang dijadikan sarana untuk menjembatani komunikasi antara manusia dengan kekuatan penyelamat yang diinginkan. Dalam masyarakat kita, ruwatan diejawantahkan dalam berbagai kegiatan spiritual seperti selamatan, bancakan, memetri, bersih desa, pethik laut, sedekah bumi, ider bumi, menggelar pertunjukan, dan lain sebagainya. Maksud ruwatan adalah memuja dan meminta dengan sepenuh hati agar pelakunya lepas dari petaka dan memperoleh rahayu atau slamet.

    Sebuah budaya spiritual masyarakat Jawa yang terkait dengan ruwatan yang masih dilakukan oleh masyarakat Tengger adalah Upacara Adat Kasada atau dikenal dengan Yadnya Kasada. Upacara yang dilakukan bukan hanya bertujuan untuk memuja penjaga gunung dan berdoa, tetapi juga untuk meminta perlindungan dan kesejahteraan kepada yang menjaga Gunung Bromo. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tengger diduga sudah ada sejak zaman Majapahit.
    ———————————————-
    Disampaikan dalam Seminar “Ruwatan dalam Berbagai Tradisi Kebudayaan” yang diselenggarakan dalam rangkaian acara Konferensi Wayang Internasional I di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada pada 17 Juli 2009 lalu.
    Repostase ditulis oleh : Suwandi, Barata.

    SALAM BUDAYA …!!!
    JSP

  7. mas sabda kalau saya hendak menempati rumah baru….bagaimana dan apa saja umbo rampe utk selamatannya,,,,kalo pager rumah di tanemi dlingo bengle apa sudah cukup ?????

    • Mas Mantri Madiun yth
      Pertama2 masukkan tikar, sapu lidi dan sapu ijuk/lantai, bantal. Kemudian bersihkan rmh barulah disusul barang2 perabot rt. Cari waktu dgn weton yg ideal misalnya kemis legi, kemis pahing, senin pon, senin legi, jumat pon, setu pahing, minggu kliwon, dll yg jatuhnya angka 11 (sri), 12 (rejeki), atau 13 (gedhong). Jangan ambil yg jatuh angka 14 (lara) dan 15 (pati). Semua hari memang baik, tapi baik untuk apa dulu ? Masing2 ada keistimewaannya sendiri2.
      Salam karaharjan

  8. Ki mau nanya ki…
    Saya masih awam tentang adat istiadat jawa…bapak kulo dalang ki, tapi jarang nasehati masalah seperti ini. Ki menurut ki sabda apa hubungan ruwatan sama sugesti?
    Kalo dari fakta kemaren mobilnya pak dahlan iskan diruwat tapi nabrak juga ya ki, hehe mohon pencerahannya Kalo dari fakta kemaren mobilnya pak dahlan iskan diruwat tapi nabrak juga ya ki, hehe mohon pencerahannya Kalo dari fakta kemaren mobilnya pak dahlan iskan diruwat tapi nabrak juga ya ki, hehe mohon pencerahannya Kalo dari fakta kemaren mobilnya pak dahlan iskan diruwat tapi nabrak juga ya ki, hehe mohon pencerahannya ki

    • Mas Andrey Ibenxs Yth
      Ruwat muwakala bukan ditujukan utk benda mati. Tapi ditujukan utk semua yg hdp. Bangsa manusia, hewan, tumbuhan. Ruwat mobil mjd sesuatu yg langka dan ngowahi adat. Tp dr kejadian kemarin mungkin ruwat hanya nembus ke Pak Dahlan Iskan saja..mobilnya tdk tembus maka yg ringsek mobil dahlan sementara Pak Dahlan tdk lecet satupun.
      Salam karaharjan

  9. hatur nuhun KI

  10. Matur sembah nuwun romo sabda sugeng ndalu.membaca artikel di atas jadi ingat diri sendiri,karena sy termasuk dalam daftar anak yg perlu di ruwat (kalung usus,ontang anting) ibu sy pernah cerita dulu ibu sy pernah pijat lirak (menata rahim/wadah jabang bayi) dan tnp sepengetahuan ibu ternyata tnp sengaja kandungannya di balik selang bbrp minggu stlh pijat ibu sy mengalami pendarahan terus menerus,sekitar th 95 wkt merantau ke jakarta,ada tetangga kami yg berprofesi sbg tukang pijat tuna netra bilang pd ibu sy kalo sy ini sebenarnya punya adik perempuan tp gugur di dlm kandungan krn wadah kandungannya terbalik krn dulu prnh di pijat.menurut artikel di atas bila ada salah satu yg meninggal berarti tdk perlu di ruwat,dlm kasus sy ini pripun romo?? Dulu wkt menikah sy diruwat nanggap barongan khusus untuk sy,ttg kalung usus kata simbah org yg terlahir kalung usus itu biarpun orgnya jelek tp kalo pake baju apa saja macem,sebaliknya biarpun orgnya ganteng/cantik kalo tdk kalung usus pake baju yg bagus dan mahalpun kelihatan biasa saja hehehe.ngapunten tp ya memang begitu kenyataan di lapangan dan sy sdh membuktikannya berkali-kali hasilnya ya sami mawon,sy sendiri jg sempat heran knp ya org yg punya kalung usus kok kelihatan enak di pandang dari pada org yg tdk punya kalung usus? Mungkin romo sabda berkenan menjelaskannya kpd kami para murid dan pembaca setia blog sabdalangit’s web ini mohon maaf bila ada kata2 yg tdk berkenan di hati sepindah melih dalem nyuwun lepatipun.mugyo gusti kang akaryo jagad tansah paring berkah wilujeng rahayu kang tinemu bondo lan bejo kang teko dumateng romo sabda,bunda untari sekeluarga matur sembah nuwun salam sih katresnan

  11. Sugen enjang kie Sabdo, mbenjang punapa badhe dipun wontenaken sedhekah bumi / ruwatan bumi malih? nuwun

  12. hoong welaheng…salam rahayu ki…kulo lajeng tangklet..ruatan anggrek niku maksute nopo..ruatanya yg mendoakan para sesepuh estri…namun seng angsal mlebet niku ingkang diruat tiang mawon…seandainya enten tiang jaler ingkang boten di ruat mlebet ten acara mriku niku bakal angsal sengkolo…ingkang kulo tangkletaken niku maksute ruatan niku intinipun damel nopo ki.. njih masalahe niku kok namine ruatan angrek ngoten..sak dererenge matur sembah nuwun ki…mugi mugi kulo angsal penjelasan saking blok niki…mugi rahayuo sak gung dumadi..mugi rahayuo sak gung dumadi…

  13. mas sabda, kebetulan saya di kasih hari sama bapak jumat pon…..dam malem jumat besok ini rencana saya pindahan, kalo untuk pageran nya sendiri bagaimana mas….perlukah saya bikin bubur merah, putih, teh tubruk kopi pahit dan lain2nya…tolong di jelaskan mas…terima kasih

  14. maksud saya seperti uraian di atas no 2…kalo mau buat pager ghoib dengan background tenaga dalam kanuragan yg saya punya,,apa kah bisa…???

  15. Selamat malam Mas sabdalangit dan rekan2…
    Mau tanya mas soal kriteria penyebab malapetaka khususnya “julung sungsang” apakah khusus untuk Lahir tepat jam 12 siang ataupun disekitaran jam segitu?
    Matur suwun sebelumnya..

  16. Sugeng Enjang Ki Lurah…Saya sangat mengapresiasi rencana ruwatan ini karena ritual budaya seperti ini sudah sangat jarang kita temui di nusantara tercinta ini. Lepas dari prosesi ruwatan itu sendiri, budaya ini tetap memberikan suatu pesan bijak terhadap ciptaan Tuhan YME. Semua tingkah pola kita di dunia baik itu yg positip maupun negatip adalah kita sendiri yg menentukan dan bertanggung jawab untuk itu. Namun ada hal diluar kendali kita seperti masuk dalam kriteria yg disebutkan 36 yg urgent untuk di ruwat, maka saatnya kita menggunakan “cara” lain untuk dpt menyempurnakannya. Selepas prosesi ruwatan ini, “wong sukerta’ akan seperti terlahir kembali dengan aura2 positip menapaki lelaku ‘sejatinya’ hidup ke depan. Sugesti baik sejatinya perlu ditanamkan dan dimantapkan dalam prosesi ruwatan agar apa yang kita harapkan membawa aura baik bagi hidup kita.

    Sekali lagi ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk Ki Sabda dan Mami Untari tercinta beserta Panitia Ruwatan, dapat membidani penyelenggaraka acara budaya Agung ini. Semoga Gusti Sang Jagadnata memberikan berkahnya atas kesuksesan acara ini dan membalas kebaikan semua yang terlibat atas penyelenggaran acara ini.

    Rahayu sagung dumadi…

  17. Bethara Kala wujudnya seperti yang di wayang itu Ki?

  18. ki Sabda aku banyak trimakasih atas smua ilmu ki sabda 🙂

  19. sebenarnya ada pertanyaan yg mengganjal dihati saya ki sabda…

    di dalam lakon “murwakala” yang di bawakan ki dalang kemarin, kok kelahiran Sang bathara Kala seperti tidak dikehendaki(diharapkan), sehingga para dewa beramai2 mau membunuh “kala kecil” yang merupakan aib dewa, walau pada akhirnya “kala” mendapat pengakuan dari Bathara Guru kalou dia adalah anaknya. kemudian mendapat gelar “bathara” yang mempunyai kahyangan sendiri.
    bahkan Bathara kala ini mendapatkan ijin untuk memangsa manusia yang mempunyai “sukerto”…
    ada beberapa pertanyaan yg mengganjal dihati saya, semoga Ki Sabdalangit sudi medar kawruh kepada saya..

    1. kalau keberadaan bathara kala sesuai dengan cerita pewayangan tadi, mungkinkah “beliaunya” bisa disejajarkan dengan cerita “iblis” dr agama yg saya anut(islam)? karena iblis pun diperbolehkan (dapat ijin) untuk mencari kawan sebanyak2nya dr kalangan manusia buat diajak tinggal dineraka.

    2. menurut pemahaman harfiah, menurut saya “kala” itu mungkin sama dengan “waktu”. jadi mungkin Bathara Kala merupakan dewa yg menguasai waktu. dan waktu memang merupakan “momok” yang menakutkan bagi sebagian manusia, karena bagi yang tidak siap akan tergilas oleh waktu. dan kalo pemahaman ini saya “gathuk”an dengan cerita pewayangan kok terasa “mengganjal” ya…. dlm beberapa kisah pewayangan Bathara Kala merupakan tokoh antagonis yang jahat. bahkan tokoh2 “putih” dlm pewayangan selalu ingin melenyapkan Bathara Kala. yang akhirnya bisa juga dibunuh oleh titisan wisnu {kisah sebelum bharatayudha}. dg demikian pelajaran yg saya terima dr dunia pewayangan “kita harus membunuh waktu”. padahal menurut saya waktu itu kekal jangankan untuk mebunuh atau menghentikan bahkan bersembunyi dari waktu pun tidak mungkin kita lakukan.
    jd kenapa kita meski memusuhi Bathara “penguasa waktu “kala…???

    3. dalam beberapa bangunan kuno entah candi, gapura atau istana kerajaan selalu ada relief yang menggambarkan “Bathara Kala”. kalau sebuah negara, kerajaan atau sebuah kebudayaan atau apapun yg berkembang dimasyarakat “memusuhi” dan menganggap Bathara Kala merupakan makluk yg jahat kenapa diukir dalam relief2 pintu masuk candi/istana….??

    sebenarnya masih banyak unek2 tentang Bethara Kala ini, tp untuk sementara itu dulu “unek unek” saya, mohon Ki Sabdalangit berkenan medar kawruh tentang unek unek saya tadi….

    sebelumnya maturnuwun….
    Rahayu… Rahayu… Rahayu….

  20. gw juga sejak kecil kena sengkolo. saat kecil sering sakit sakitan shg badan jadi lemah spt org kurang gizi. gw kalau melakukan kegiatan gampang capek, kepala pusing, mata berkunang kunang, nafas sesak. shg gw jadi bahan ejekan teman teman. gw merantau sering dijahati org dan sering ditolak cewek. krn gw nampak bodoh dan lemah. gw pulang kampung nganggur dan jomblo ber tahun tahun. gw sdh beberapa tahun sering tahajud, puasa, dzikir tp nasib gk berubah. malah semakin susah nyari jodoh dan rejeki dan sering dijahati org. bgmna solusi nya?

  21. teman2 gw sdh krja, nikah, bkin rumah, beli mtor bahkan mobil. gw nganggur dan jomblo gk ada ujung nya.

  22. gw juga sejak kecil kena sengkolo. saat kecil sering sakit sakitan shg badan jadi lemah spt org kurang gizi. gw kalau melakukan kegiatan gampang capek, kepala pusing, mata berkunang kunang, nafas sesak. shg gw jadi bahan ejekan teman teman. gw merantau sering dijahati org dan sering ditolak cewek. krn gw nampak bodoh dan lemah. gw pulang kampung nganggur dan jomblo ber tahun tahun. gw sdh beberapa tahun sering tahajud, puasa, dzikir tp nasib gk berubah. malah semakin susah nyari jodoh dan rejeki dan sering dijahati org. teman2 gw sdh krja, nikah, bkin rumah, beli mtor bahkan mobil. tp gw nganggur dan jomblo gk ada ujung nya.

    • @ VENDRA,

      Tumut nandang duhkito ingkang sengkolo pangruripan, nuwunsewu, kebetulan saya juga membaca curhat njenengan di blog mas Adi Acong… Kisah njenengan mirip saya dan mungkin banyak orang yang lainnya yang bernasib sama…

      Waktu masih SD, saya sampai di tegur bapak saya… “buat apa kamu nengokin temanmu yang sakit, emang kalau kamu sakit, temanmu ingat kamu?”… saya yakin bapak saya tidak bermaksut mengajari anaknya untuk berbuat tidak benar, tapi memang terkadang kebaikan kita tak selalu berbuah manis…

      Saya hanya bisa kasih masukan saja…

      “Jika kita berbuat kebaikan, maka tulislah kebaikan itu di atas pasir, supaya kita lekas melupakannya…. tetapi jika ada orang yang berbuat kebaikan kepada kita, maka pahatlah kebaikan itu di atas batu, supaya kita selalu mengingatnya…”

      Antara Agama/ keyakinan, rejeki, jodoh, pekerjaan, cinta, spiritual, kesehatan, persahabatan dst, masing2 adalah hal yang berbeda, kita tak seharusnya mencampur adukkannya, sekalipun mereka semua saling bertautan satu sama lainnya. dan tetaplah yakin bahwa Tuhan semesta selalu bersama kita :)…

      Salam rahayu,

      Dewi

  23. RatuCantikkenAsial

    * membaca hal di atas saya mempercayainya namun tidak di cantumkan dimana solusi untuk menggerakan langkah korban sukerto karna orangtua maupun di buat orang lain.. ? Seperti alamat Juru Pemusnah sengkolo sukerto ini. Salam

  24. assalamualaikum wr, wb.MBAH saya:PAK.DEDI dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2
    terimakasih kepada MBAH GUNTUR atas angka togel yang di
    berikan “4D” alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat
    bantuan MBAH GUNTUR saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang
    ada di BANK dan bukan hanya itu MBAH alhamdulillah sekarang saya
    sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya
    sehari2. itu semua berkat bantuan MBAH GUNTUR sekali lagi makasih banyak
    yah MBAH… yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi MBAH GUNTUR di
    nomor: (((_085-399-278-797_)))

    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….

    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!

    1″Dikejar-kejar hutang

    2″Selaluh kalah dalam bermain togel

    3″Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel

    4″Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat

    5″Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..

    Solusi yang tepat jangan anda putus aza….MBAH GUNTUR akan membantu
    anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
    butuh angka togel 2D_3D_4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: MBAH GUNTUR DI NO: (((_085-399-278-797_)))

    angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/

    angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/

    angka GHOIB; malaysia

    angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/

    angka GHOIB; laos

  25. assalamualaekum. kalau nasib gw. gw saat kecil sering sakit shg fisik jd lemah, shg gw kalau sekolah, krja, olahraga dll jd ejekan. gw diperantauan sering dijahati teman (dihina, ditipu, dipukul, difitnah dll). gw di kampung sering dijahati tetangga (dibenci, dimusuhi, difitnah, dijelekin dll). gw juga sangat susah dpt jdoh dan rejeki. gw nganggur dan jomblo 12thn sampai skrng. gw sdh beberapa thn rajin ibadh tp gk mengubah apapun. pdhl gw kalau krja sering bantu teman, tp malah nganggur trs. gw kalau nyari jdoh selalu jujur dan baik kpd cewek, tp malah jomblo trs.

  26. Jika anak julung caplo lahir secara kalender masehi hari kamis.. Apakah anak julung caplok ikut hari kamis apa hari jum’at? Karena bertepatan dengan Adzan Magrib..

    • Untuk weton… Maturnuwon

    • Mas Aris Yth
      Dari sudut pandang pengaruh siklus, atau secara esensial anak memiliki karakter weton ganda..! Tapi utk formalitasnya, weton anak lazimnya kamis.
      Rahayu sagung dumadi

      • Terimakasih Banyak Pak, sudah menjawab pertanyaan saya.. Tetapi untuk kalender weton sendiri berganti hari pada saat waktu menunjukan apa Pak? Sebab ada yg bilang setelah Azhar dan ada pula yg bilang Magrib? Dan ruwat untuk anak Julung Caplok apa Aqiqah menurut islam sudah sama dengan adat jawa? Maaf bila pertanyaan membingungkan? 😁😁

      • Mas Aris Yth
        Hari berganti prosesnya mulai jam 16-18. Itu saat di mana dua dimensi sedang bersisihan.
        Akikah sebenarnya merupakan tradisi bangsa arab, mungkin efektif berlaku di tempat asalnya. Krn org2 yg masuk salah satu sengkolo tetap saja kudu diruwat barulah ada perubahan positif dan signifikan. Bukankah mereka kebanyakan pernah di akikah pada waktu kecil..!!
        Itu sebabnya, desa mawa cara, negara mawa tata. Tradisi berhubungan dengan spirit dan kekuatan alam di wilayahnya masing2.
        Rahayu

  1. Ping-balik: Tafsir Mimpi 4d Kuburan – Buku Mimpi 2D Hotel

Tinggalkan Balasan ke satrio pringgodani Batalkan balasan