Perpisahan dengan Mbah Marijan 15 menit sebelum disapu awan panas
Nov 4
Posted on November 4, 2010. Bookmark the permalink. 6 Komentar.
Komentar Terbaru
ZamzM pada Ragam Kayu Bertuah Gaguk gutomo pada Teka-Teki Raden Jaya Sentika… adigigagigu pada KRITIK TERHADAP “LAKU… aswanto pada Mati Raga : Melek Sajroning… fahmiu24 pada Ciri-ciri Manusia PEMBAWA NAFS… Rudy F pada Perbedaan Hindu India & Hi… SABDå pada Teka-Teki Raden Jaya Sent… SABDå pada Teka-Teki Raden Jaya Sent… Danu wiratno pada MAKAM RATU MAS MALANG & KI… LELUHUR LU KONTOL pada Teka-Teki Raden Jaya Sent… Leluhur Kontol pada Teka-Teki Raden Jaya Sent… Sabdo Rojo Cangkem B… pada Lakon Lanjutan : Pambukaning… SABDå pada Ciri-ciri Manusia PEMBAWA NAFS… SABDå pada MEDITASI CAKRA dan OLAH S… SABDå pada TATA CARA BANCAKAN WETON Visitors Flag
Pilih panel di bawah ini untuk berbagi
ATUR KAUNINGAN
Para pembaca yang budiman, dengan senang hati, saya persilahkan memberikan komentar, saran, penegasan, termasuk bila anda ingin menyampaikan pendapat yang berbeda. Namun harapan saya, marilah kita bersama-sama menyingkirkan segala macam adat istiadat buruk dalam berdiskusi dan pergaulan luas. Kita hilangkan kebiasaan mudah terpancing emosi, kagetan dan gumunan, mudah menyalahkan orang lain dan menganggap diri paling benar. Marilah kita bersama-sama membuka diri, berbekal hati yang bersih, batin yang bening, kita belajar bersama di sini. Pada saat tertentu anda menjadi guru bagi kami, namun di saat lain anda dapat belajar di sini dengan sajian seadanya. Kita luruhkan sifat-sifat negatif, golek menange dewe, golek butuhe dewe, dan golek benere dewe. Kita tetap solid bersatu di atas perbedaan, bersama-sama menciptakan negeri yang tenteram, damai, aman dan sentosa. Kita junjung tradisi saling asah asih dan asuh. Hamemayu hayuning bawana, sastra jendra hayuningrat pangruwating diyu. Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti. Tak lupa saya haturkan beribu terimakasih atas sumbang sih dan konstribusi anda para pembaca yang budiman di gubuk sederhana ini. Tali persaudaraan adalah lebih utama. Salam sejati, salam sih katresnan. Jayalah NKRI.
HOT NEWS- Perbedaan Hindu India & Hindu Bali : Mengungkap Kekuatan Nawasanga
- Ciri-ciri Manusia PEMBAWA NAFSU ANGKARA & Jauh Dari Sipat Welas Asih
- MAKAM RATU MAS MALANG & KI DALANG PANJANG MAS
- Selamat Datang Sura Binuka
- WASPADA GELOMBANG KEDUA ; Ini Dawuh Leluhur
- Asap Hitam Itu Akan Segera Bergeser Ke Barat
- Kekuatan Gaib Yang Melindungi Yogya & Bali Dari Pagebluk Yang Brutal
Jagad Para Sedulur
Sangkan Paran Pengunjung
GEO CLOCK
Translator
HITS
-
Track Record
Powered by WebStatsDomain
sabdalangit's web: Membangun Bumi Nusantara yang Berbudi Pekerti Luhur 
Gelap sekali ya mas waktu itu kondisinya??
Ki Sabda Yth,
Ki Sabda, saya benar-benar penasaran dengan “pilihan” (sikap?) Mbah Marijan. Bagi saya, ini misteri yang lain.
mungkin memang jalan yang terbaik bagi beliau saat itu adalah berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Andaikan boleh diputar lagi cakra manggilingan..ada seberkas pesan mbah Marijan..
kowe urip sing istiqomah karo tugas.. sing ikhlas.. sing welas..
sa iki wong pada wani karo Gusti, kulo boten sanggup lg ngadepi.
yamadipati uwis nang depan pintu, mo jemput kulo.
mas sabda,ki juru taman itu ya ki sapu jagad itu ya??yg di pinggangnya bawa godo itu??
Mas Sabda Yth….
Beliau setia patuh bhakti kepada Raja atas tugas yang telah diamanahkan sebagai tanggung jawab jiwa dan raga. Namun apakah kesetiaan itu harus seperti demikian…?, tentu hal ini bisa di tempuh dengan cara lain, sebab Mbah Marijan sebenarnya jangan pergi dulu hingga Merapi yang di asuh nya selesai beraksi. Namun adakah “sesuatu” antara merapi dan dirinya…?, sehingga Sang Merapi yang diasuhnya juga menyambar Pengasunh nya…..?
Sy masih belum faham ttg hal ini…., sy yakin Mas Sabda telah memahami saat 15 menit sebalum awan panas menyapu nya.