MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
Prediksi bukan untuk menakut-nakuti
Tetapi supaya kita lebih hati-hati

Anugerah Vulkanik

Terimakasih tak terhingga kepada Merapi. Ia telah menaburkan ratusan juta meter kubik pupuk organik super istimewa kualitas tinggi. Walau ulahmu membuat jutaan mata terpana ngeri. Namun ia sedang mengembalikan tanah Jawa supaya kembali menjadi gemah ripah loh jinawi. Setelah sekian lamanya cuaca, iklim, dan musim menjadi kacau balau, adalah harapan suatu hari nanti kembali menjadi negeri yang subur makmur indah tiada terperi. Merapi adalah anugerah vulkanik. Suatu bencana alam tidak akan menjadi musibah bilamana seluruh manusia selamat dari musibah. Bahkan di balik setiap musibah bencana, selalu disertai oleh berkah. Tergantung manusianya apakah mau merubah musibah menjadi berkah dan anugrah, ataukah tetap membiarkannya menjadi musibah yang berbuah derita ? Semua itu adalah pilihan manusia. Lihatlah gempa besar yang menghancurkan Bantul, Jogja, Klaten dan sekitarnya, kini telah berubah menjadi ANUGRAH TEKTONIK. Bantul menjadi daerah yang subur makmur, pembangunan begitu pesat, prasarana fisik fasilitas masyarakat seperti pasar, jalan raya, bagunan pemerintah semua tampak baru dan kokoh. Mayoritas rumah penduduk dalam kondisi baru dengan struktur bangunan yang memenuhi standar kelayakan. Tampak aktivitas ekonomi begitu bersemangat dan dinamis.

Bukan Salah Merapi

Merapi bukanlah pejabat negri ini, ia tak pernah bermain culas. Merapi adalah kehidupan. Kehidupan yang identik dengan karakter bijaksana, adil dan harmonis. Setiap Merapi mau mengganas, ia lebih dulu mengirim sinyal peringatan dengan bahasa alam yang sungguh jelas dan lugas untuk sekedar dimaknai. Sayang sekali, sebagian orang tiada peduli dengan gejolak hati sang Merapi. Gara-gara pikiran orang sudah teracuni, dengan angkuhnya lalu menyangka bahwa mengetahui bahasa alam sebagai tindakan melawan kodrati. Badan vulkanologi, mitigasi dan geologi enggan dituruti. Bahasa alam, gerak-gerik binatang, tumbuhan, sudah tak lagi dicermati. Bahkan hati nurani sendiri pun dikhianati. Duh Gusti…sudah begitu ndablek-nya kesadaran manusia, entah karena demi sebuah materi, menutup hati, ego di dalam diri, atau karena mimpi-mimpi surgawi. Yang jelas bau daging terbakar dan darah gosong itu bukanlah salah Merapi. Ia tetap berada dalam rumus-rumus keseimbangan alam. Manusia cuma mau dibikin enak saja kok susah, malah manusia seringkali enggak dong apa sih yang dikehendaki alam.

Proses Penyeimbangan Alam

Biarpun Gunung Merapi berulah. Namun Merapi teguh tunduk dan patuh terhadap hukum alam. Gejolak Merapi merupakan suatu ayat yang terkemas dalam bahasa dan hukum alam yang sungguh jelas untuk dibaca siapapun orangnya, dan melalui “kacamata” budaya dan religi apa saja. Gejolak Merapi  bukanlah sesuatu yang ganas dan buas. Gerak-geriknya bukanlah nafsu angkara yang membahana, melainkan gejala yang alamiah dan biasa-biasa saja. Keganasannya bukanlah AKSI, melainkan bentuk REAKSI. Reaksi yang menumbuhkan kekuatan dahsyat dalam rangka untuk mengembalikan keseimbangan alam. Dengan teori aksi-reaksi, maka kian dahsyat letusan Merapi, dapat menjadi tolok ukur kian parahnya ketidakseimbangan alam yang selama ini terjadi. Celakanya, ketidakseimbangan alam lahir bukan akibat ulah dedemit, setan, jurik pongek, genderuwo, siluman, jim pri-prayangan, maupun binatang dan tumbuhan. Melainkan sebagai konsekuensi adanya hukum timbal-balik atas kecerobohan ulah manusia sendiri yang berdampak pada rusaknya keseimbangan alam. Ulah manusia yang begitu ceroboh, bermula dari rendahnya  kesadaran diri dalam memaknai apa sejatinya hidup dan kehidupan ini. Rendahnya kesadaran disebabkan oleh karena manusia enggan mengenali jati diri, baik jati diri bangsanya maupun jati diri-nya sendiri. Akibatnya lahirlah manusia yang tak tahu diri. Dengan karakter yang angkuh penuh kesombongan manusia telah salah sangka seolah dirinyalah yang paling tahu akan kebenaran. Terus-teruslah disemai di dalam “sarang” yang bernama nafsu angkara, maka cepat atau lambat akan meretaslah anak manusia sing seneng golek benere dewe, golek menange dewe, golek butuhe dewe.

MERAPI MASIH MENYIMPAN BERJUTA MISTERI

Pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu secara berturut-turut kami menerima lagi sinyalemen tentang Merapi. Hari Selasa 9 Nov 2010 jam 14.30 wib, disampaikan oleh Ratu Gung Binatara dari tlatah kidul,”harus lebih hati-hati dan waspada, karena alamnya akan mengerikan, agar selamat semuanya sebaiknya nderek kersane Kang Murbeng Dumadi. Hari Kamis siang 11 Nov 2010, kami bersama para sedulur KampusWongalus yang semalaman sudah standby di rumah mempersiapkan barang-barang untuk membantu korban letusan Merapi, siang itu kami semua sedang berbelanja di mega-grosir Lotte Mart Maguwoharjo, untuk melengkapi barang-barang bantuan yang dibutuhkan terutama para balita dan anak-anak di lokasi pengungsian. Dalam perjalanan antara mega-grosir menuju posko JEC yang berjarak sekitar 5 km, sepanjang jalan saya bersama istri mencium bau udang goreng yang sangat gurih baunya. Sementara AC dinyalakan dan pintu serta kaca kendaraan tertutup rapat. Di dalam kendaraan pun tak ada makanan matang yang berbau mirip udang goreng. Kami coba telpon ke rombongan sedulur-sedulur KWA di belakang kendaraan kami, ada Ki Bengawan Candhu, Ki Pandu, Mas Wawansleman, Mas Prabowo, Mas Filman, Mas Agus, Mas Setyo, Bang Jali, Mas AndraJogja, Mas Azizi, ternyata ada 3 atau 4 orang lainnya yang mencium bau yang sama sepanjang perjalanan.

Tampaknya gunung Merapi benar-benar baru akan menyudahi hajatannya setelah berlangsung selama 35 hari sejak 26 Oktober lalu. Bau itu sesungguhnya bukanlah bau yang bisa dianggap sepele, atau sekedar dianggap ada orang sedang menggoreng udang. Bau itu suatu pertanda gaib dari arah Merapi bahwa Merapi sedang mempersiapkan suatu “hajatan” yang lebih besar sekali lagi. Berarti kesimpulannya letusan sangat besar gunung Merapi pada Jumat tengah malam hingga dinihari tanggal 5 Nov 2010 itu belumlah akan berakhir. Toh Pak Surono pun belum mencabut status awas untuk Merapi. Jika demikian halnya, masyarakat seyogyanya lebih memilih antisipasi kemungkinan terburuk. Tak ada salahnya berjaga-jaga, sedia payung sebelum hujan, setidaknya sampai tanggal 2 Desember 2010 atau saat Merapi benar-benar aman. Maka teman-teman, sahabat, handai taulan yang berada dalam radius 30-35 km dari Merapi hendaknya mengemas dokumen penting, surat dan benda-benda berharga, alat-alat elektronika, serta pakaian sehari-hari secukupnya untuk ditata di dalam tas atau koper. Jadi apabila sewaktu-waktu Badan Mitigasi Vulkanologi Geofisika, Pak Surono mengumumkan  wilayah radius 30 km dari Merapi supaya dikosongkan, setidaknya orang-orang sudah tidak bingung dan panik serta buang-buang waktu dalam situasi darurat. Jika keadaan genting tinggal angkat koper saja. Sekalipun mendapat SMS peringatan bahaya yang sumbernya tak jelas, hendaknya kita tetap bijaksana tak perlu kagetan dan gumunan. Tetaplah tenang, jangan menganggap remeh, namun juga jangan mudah panik.

Sampai hari ini, pertanda akan adanya bahaya lebih besar dapat terbaca melalui bahasa alam yang tersirat. Kuantitas tanda-tanda bukan semakin surut dan lenyap, justru sebaliknya semakin variatif dan mudah dibaca. Bahkan pada hari Sabtu 13 Nov 2010 jam 09.00 wib, adalah leluhur besar awal berdirinya Mataram abad 15-16, rawuh untuk mewanti-wanti supaya lebih waspada karena Merapi masih menyimpan bahaya laten sangat besar yang sewaktu-waktu dapat bermanifes dalam bentuk letusan sangat dahsyat. Masyarakat sekitar Merapi masih harus lebih waspada setidaknya sampai tanggal 1 Desember 2010. Bagi para pembaca yang tidak sepakat dengan tulisan ini anggap saja angin lalu. Toh kurang dari 17 hari lagi Merapi akan tenang kembali sambil kita lihat bukti-bukti. Jangan buang waktu untuk mencaci, lebih baik persiapkan diri lebih waspada dan hati-hati. Jangan mengolok orang dan pendapat yang berbeda. Lebih baik kita bersihkan hati, sambil bahu-membahu membantu orang-orang yang sedang tertimpa musibah bencana Mentawai dan Merapi.

Untuk laporan kegiatan sosial berbagi bantuan bersama sedulur-sedulur KampusWongAlus sedang dalam proses.

About SABDå

gentleman, Indonesia Raya

Posted on November 14, 2010, in Merapi Tak Pernah Ingkar Janji and tagged , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. 195 Komentar.

  1. nderek nyimak mas,salam karaharjan

  2. Saya haturkan beribu terimaksih atas informasi nya, dan sy mohon ampun kpd Gusti Allah, agar kami semua yang diluar kota Jogya mendapatkan pelajaran berharga dan hikmah yang bermanfaat dalam membina kehidupan bersama alam ini. Khusus nya terhadap “Sabda Langit” yang telah sampaikan pencerahan dan nasihat atas tanda-tranda kebesaran Tuhan yang nyata dalam kehidupan ini. Kami tetap setia menunggu berita selanjutnya, baik nasihat atau hikmah-hikmah yg terkandung dalam Merapi ini, sebagai pelajaran hidup yang sangat berharga untuk selanjutnya.

    Salam Karaharjan

  3. wah, matur nuwun sanget ki sabda. Saya akan memberitakannya ke teman2 dan saudara terdekat saya. Kebetulan rumah saya berada di radius 30-35 km. Semoga dengan adanya tulisan ini, saya dan sekeluarga bisa mulai benar-benar waspada. 😀

  4. maaf nanya, adakah hubungannya antara Merapi dengan Keraton Solo?
    Perasaan Keraton Solo lebih “gak genah” dibanding jogja tapi kok masih adem ayem aja?

  5. Servent Yth
    Merapi dgn solo tak ada hubunganya mas. Merapi bukan hendak mencelakai. Merapi hanya menjalani hukum keseimbang alam. Di balik bencana pasti ada anugrah agung. Kenapa terjadi di Jogja? Krn paling lama akhir thn depan akan ada peristiwa bersejarah di Jogja. Sbg berita baik yg sangat menggembirakan dan menjadi pusat perhatian dunia.
    Rahayu karaharjan

    • @ Sabda : Makasih kang buat balasannya..Wah Jogja jadi pusat perhatian dunia? tapi apa ya? dalam hal ekonomi? pariwisata? masyarakat? Kalau Solo gimana? kapan keraton Solo bakalan “mawas diri”?? Oh ya sekali-kali minta ulasannya tentang Paku Buwono X bagaimana? makasih

      • Jujur saya tidak begitu mengenal budaya keraton solo..
        Tapi mungkin yg membuat keraton solo kurang punya “greget” dibanding keraton jogja di masa-masa modern seperti sekarang yaitu influence keraton solo terhadap pemerintah kurang berpengaruh karena yurisdiksinya hanya sebatas sebuah kota dari propinsi yg luas, sedangkan keraton jogja secara hukum pemerintahan lebih tinggi levelnya sampai ke tingkat propinsi, dan mengingat peran Sri Sultan HB IX selama masa perjuangan sampai kemerdekaan lebih menonjol, jadi secara tidak langsung perhatian masyarakat lebih tertuju ke keraton jogja, (belum lagi ditambah dengan kemistisan Merapi dan Pantai Selatan).
        Tapi sebagai keturunan dan bagian dari masyarakat Jawa, saya juga kagum dengan eksistensi keraton solo di tengah kemajuan jaman di mana budaya dan nilai-nilai luhur kejawen sudah mulai hilang secara perlahan.
        salam dari jogja utara..

      • @yth. Servent,

        Tunggu aja, ini kan masalah skala prioritas…
        Yogya(baca Mataram) yg berhubungan dg Demak, menjadi prioritas. Dan ‘kelihatannya’ akan direstorasi menjadi Mataram-Sejati…

        Sabar mas, kita tunggu aja…
        Salam kenal
        Rahayu…….

      • @Servent & @NWA,

        Kalau ingin mengetahui posisi Solo(Salakarta), coba anda Google ‘Kerajaan Pajang’ kemudian pilih situs Wikipedia, didalamnya nanti ada link2 terkait tentang Pengging, Kartasura & Surakarta(Salakarta)…
        Silahkan menelusuri didalamnya, nanti akan ada ‘benang merah’ menuju Mataram(Yogyakarta)…

        Selamat mencoba
        Salam…JAS MERAH

  6. Yth Ki Sabda dan sederek sedoyo,
    Matur nuwun pambabaripun lanjutan masih tentang Merapi, Yogyakarta akan jadi pusat perhatian dunia, tentunya perhatian yang baik dan akan membawa hal yang baik pula, seperti yang sudah KI Sabda paparkan yang lalu-lalu, mari kita siapkan hati dan apa yang bisa kita buat untuk menyambut datangnya Pemimpin Besar.

    Wilujeng rahayu
    salam, heri

  7. menarik sekali..
    Mohon Ijin nyimak..

    Salam dari bali.

  8. @KI SABDA: untuk radius 30/35km itu arahnya kemana KI? men gamblang, blak kotang.

    • @srundenggosong,

      Coba anda amati belahan/retakan puncak Merapi, mengarah kemana? Kemudian tarik garis imajiner sampai sejauh 30/35-kM, dari ‘posisi’ tsb. tentukan jarak 7-kM baik kekanan maupun kekiri. Silahkan bayangkan, itulah DIB(Daerah Istimewa Bencana). Diluar itu relatif aman dg pengertian ‘terkait dg Merapi’…

      Itu intuisi saya…
      Semoga…….

  9. izin nyimak… mas Sabda
    menarik postingnya…..
    Rahayu

  10. ndherek nyimak kemawon Ki sabda,,,
    mugi brayat agung JOGJA diberi ketabahan hingga hajat Merapi benar2 selesai
    nuwun

  11. kawula ndherek nyimak Ki Sabda, ndherek sinau wonten ing blog panjenengan.
    matur nuwun kawula aturaken.

    sehabis hajatan merapi, apakah ditempat lain ada yg mau hajatan lagi ?
    Rahayu…

  12. Kawula nderek nyimak Ki Sabda…, nderek sinau wonten ing mriki.
    Matursuwun.

  13. semoga merapi segera berhenti, dan warga jogja dan sekitarnya bisa melakukan kegiatannya lagi. Amin

  14. Salam ki lan sedulur smua..izin nyimax..

  15. Duh Gusti Allah Nyuwun sih kawelasan ….

  16. Sipp ki sabdo…
    nderek nyemak mawon….matur nuwun….
    Rahayu Karaharjan..

  17. makasih ki infonya , saya selalu menunggu berita selanjutnya

  18. Salut buat mba Marijan..yg masih kerja keras..salam buat ki Sabda

    Saya melihat mbah Marijan dengan blankon jawa dan pakaian keraton warna biru (biru melambangkan ilmu sejati) dan mbah2 lainnya berjalan bersama2 dalam 1 barisan yg sangat panjang seakan akan baru selesai ritual merapi di alam ghaib.

    Trus saya bertanya “sudah reda ya?” tapi mbah Marijan diam saja..
    apakah ini suatu pertanda buruk??

    Dalam hening terdengar suara:
    mbah Marijan: O gusti apakah kiranya Merapi ini sudah bisa reda kembali:
    Gusti Allah: Jika penguasa Jogja dan penguasa negeri ini benar2 sujud kepada Ku..
    mungkin akan reda amarah-Ku..

    Rahayu

  19. Matur nuwun info meniko ki…

  20. Saya sangat sepakat Ki,

    Merapi adalah bagian dari HIDUP. Merapi juga HIDUP.

    Karena hidup, maka “beliau” pasti bergerak dan akan terus bergerak sepanjang waktu. Meski kadangkala gerakannya melambat atau tenang.

    Tetapi jangan khawatir, karena gerakan Merapi bukan seperti gerakan teroris, yang tanpa ba-bi-bu, diam-diam langsung terjadi ledakan bom.

    Merapi PASTI akan memberitahukan alam sekitarnya, manakala “beliau” akan “memberikan rizki”. Kira-kira, Merapai akan berfirman “wahai segenap penghuni-Ku menyingkirlah kalian barang sejenak, karena Aku akan memberimu sumber kehidupan baru yang lebih berlimpah ruah, bersabarlah kalian dan jangan mengeluh”

    Begitu Ki Sabda, mudah-mudahan kita semakin terbiasa dengan “gerakan Merapi” artinya kita akan cepat bisa menyesuaikan diri dengan karakter Merapi, sebab tidaklah mungkin jika Merapi yang harus menyesuaikan diri dengan kita.

    Salam

    • …karena Aku akan memberimu sumber kehidupan baru yang lebih berlimpah ruah…
      __________________________________
      Betul sekali mas Prayit,
      Hanya itu baru (akan) terwujud paling cepat 35-th(5x7th) mendatang…, yang tepat jatuh th.2045, persis 100-th Kemerdekaan NKRI.
      Berarti untuk generasi penerus kita. Merekalah yang mewarisi. Semoga…

      Pertanyaannya, apakah pada waktu itu nanti NKRI juga bersih dari anasir2 “PEMBALAK MULTI DIMENSI”?
      Untuk itu monggo kita bareng2 memikirkan pembinaan Generasi-Penerus agar mampu menangkal segala bentuk anasir/hama perusak tsb.

      Kiranya memang perlu “Restorasi-Menyeluruh”, agar NKRI kembali menjadi Nuswantara Kertagama Raharja Indah…
      Menjadi OASE ZAMRUD KHATULISTIWA…
      Ijo Royo-royo, Gemah Ripah Loh Jinawi
      Tata Titi Tentrem Kerta Raharja

      Bhinneka Tunggal Sikep
      Bakuh-Kukuh-Utuh…NKRI

      Salam…JAS MERAH

  21. Memang Siti Hinggil Ngayogokarto hitam kusam bahkan akan lebih hitam akibat debu Merapi,tapi nanti akan ada salah satu putra Mataram ,dari jalur Pangeran Mangkubumi-Diponegoro
    -……… yang akan membangun /membuat pamor Mataram “Kencar-kencar”. Dialah salah pemegang tongkat estafet dari Pangeran Diponegoro.Dialah SATRIA MATARAM atau SATRIA JAWA.
    Kita tunggu saja kiprah jalur Kabanaran-Pandanaran ! Meski jalur berliku-liku akan menuju Cahaya yang memancar dari Pusar Tanah Jawa dan menerangi dunia .

  22. Sebaiknya,radius 5 Km melingkar dijadikan hutan larangan.Ini berguna untuk keseimbangan alam,baik flora fauna.sehingga sumber2 air akan tetap baik dan juga hijau.Pemerintah harus tegas membuat lingkaran hijau ini,agar tidak terjamah oleh manusia untuk tempat tinggal.

  23. radius 30 km ke arah mana ya? kira-kira, bumi gedong pengging kena nggak tuh? tq.

  24. matur nuwun informasinipun, nderek tetepangan sederek-sederek sedoyo.

  25. Ponakawan cungkring yg lgi “Ngamba alas” mncari panggonan Urip…ijin Nyimak & mengambil hikmah,Ki…..

  26. Salam karahayon

    Mengikuti tulisan ttg Merapi memang asyik sekali, khususnya yang menyukai bagian dari budaya Jawa.
    Ditarik garis lurus dari Merapi, Kraton Ngayogyakarta, dan Laut Selatan di situlah pasti ada benang merah yang terhubung dengan dimensi gaib (bagi yang ga suka terserah mau bilang TAHAYUL, MUSYRIK, dsb. silahkan saja… wong ora mbayar koq).
    Di sini ingin kami tanyakan mengenai angka 9, adalah angka tertinggi berarti pemegang tahta itu hanya sampai 9 ? Sedangkan HB IX tdk mengangkat permaisuri, bagaimana dengan penerus tahta berikutnya?
    Bagaimana dengan kelangsungan hub Merapi, Kraton, Laut Selatan setelah ditinggalkan HB IX ? Nuwun

  1. Ping-balik: Tweets that mention MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI « sabdalangit's web: Membangun Bumi Nusantara yang Berbudi Pekerti Luhur -- Topsy.com

Tinggalkan Balasan ke sikapsamin Batalkan balasan