Category Archives: BAHASA ALAM (SASTRA JENDRA)

Sugeng Ngayahi Tugas…mBah Merapi !

12 April 2020 – 15:11 wib

Merapi kajibah dadi komando, tumrap gunung-gunung liyane. Wis meh. Sedulur-sedulur di manapun berada, malam ini mari kita fokus sambung rahsa, kita sinergikan dengan para leluhur agung Nusantara yang akan ritual dan doa malam ini di Gunung Merapi. Semoga NKRI dilindungi dari segala daya upaya “setan riwa-riwa pinda manungsa anggawa agama” yang selalu mendambakan kehancuran NKRI. Semoga Nusantara mulai membuka pintu gerbangnya menuju kejayaan Nusantara. Menjadi Negeri yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi, tata titi tentrem kertaraharja. Saat ini hukum alam terasa sangat cepat (instan karma) dan ketat sekali. Sing sopo gawe bakal nganggo berlangsung hitungan detik, menit, hari. Untuk itu jika ada sodara yang merasa tidak nyaman membaca posting ini, saya mohon untuk menskip dan close saja segera. Supaya tidak menambah aura negatif yang saat ini bertebaran di mana-mana, serta energi buruk tidak berbalik menerpa diri sendiri. Perlu diketahui saat ini seleksi alam sangatlah ketat. Yang kita lakukan adalah bersinergi, berharmoni, selaras dengan frekuensi makrokosmos. Dapat dianalogikan seperti hukum relativitas Einstein. Jika kita berselaras dengan frekuensi semesta jagad agung, kita bisa merasakan diam, eneng, ening, terasa energi positif, tenang, tenteram, nyaman, bahagia, positif thingking, dan tentu saja membuka lebih besar peluang untuk selamat. Sebaliknya, jika kita kurang selaras dengan frekuensi semesta, kita seringkali tiba-tiba merasakan pusing, dada terasa pengap seperti ditindih batu, badan tiba-tiba ngilu dan lemas. Bahkan perasaan cemas dan kegelisahan akan terasa dominan sepanjang hari. Efek paling buruk adalah stress, depresi, jatuh sakit, hingga kamatian. Virus bukan tergolong tumbuhan maupun hewan, tapi tergolong sebagai makhluk hidup. Virus itu merupakan artikulasi dan realisasi dari aura buruk/negatif yang saat ini melanda planet bumi, sebagai akibat kecerobohan yang dilakukan oleh manusia selama ini. Lantas..aura negatif planet bumi ini muncul sebagai energi PENGADIL agar kelakuan manusia menjadi paham akan sejatinya hidup dan kehidupan ini. Supaya kita luput dari semua marabahaya dan resiko, marilah kita tebarkan aura positif, yakni sikap welas asih, kepada seluruh makhluk hidup. Lakukan dharma sebanyak mungkin. Bukan “”dharma” yang sifatnya naratif-talkatif melalui mulut saja, tapi berdharma secara konkrit melalui tindakan nyata.

Ugi…ngaturaken agunging panuwun dumateng Nyai Sewito (penjaga Pasar Bubrah) Gunung Merapi, sampun kersa paring pepeling.

Rahayu sagung tutah dumadi, jaya-jaya wijayanti, sluman slumun slamet.

Hawa Panas Dari Laut Selatan Penghalau Wabah

Indonesia, 19 Maret 2020
Sedulur-sedulur setanah air, sepekan lalu terjadi hujan yang sangat ekstrim di berbagai wiayah terutama di Jogja, Jateng, Jatim, dan mungkin wilayah lainnya juga. Namun sudah sejak tanggal 13 dan 14 Maret 2020 lalu, mungkin Anda merasakan hujan tiba-tiba menghilang, lantas berganti dengan hawa panas dan hanya sedikit hujan ringan. Hawa panas sangat terasa terutama di wilayah Jawa, khususnya yang saya rasakan di pulau Jawa bagian selatan. Entah wilayah lain merasakan atau tidak ? Sementara itu, Indonesia pun saat ini tak luput dari Pagebluk dunia yang berasal pandemi Covid-19 yang semakin nyata dan meningkat jumlahnya di berbagai wilayah Indonesia. Lalu, apa yang sebenarnya sedang terjadi ? Read the rest of this entry

Di Balik Fenomena Awan Caping Gunung (Lenticular)

Apa Itu Awan Caping Gunung ?

Akhir-akhir ini begitu sering dan marak, soal fenomena awan lenticular yang lebih sering disebut sebagai awan caping gunung, karena memang menyerupai caping yakni tutup kepala atau topi yang sering digunakan oleh para petani yang sedang bekerja di sawah ladang. Awan lenticular berada di pucuk gunung, seperti sedang memayungi gunung, sehingga jika dilihat dari kejauhan terkesan seolah-olah gunung sedang mengenakan tudung caping.

Penjelasan Ilmiah

BMKG berpendapat bahwa awan lenticular merupakan fenomena biasa atau lazim terjadi pada saat terjadi badai di puncak gunung. Penilaian sebagian orang senada dengan penilaian ilmiah yang disampaikan oleh BMKG. Memang demikian adanya seperti yang pernah saya saksikan secara langsung saat berada di puncak gunung Lawu dan kemudian terjadi fenomena awan lenticular belum lama ini terjadi. Namun entah faktor peyebabnya lebih dahulu mana ? Apakah badai yang menerpa badan gunung kemudian menimbulkan pusaran angin dan selanjutnya membentuk awan lenticular, atau justru sebaliknya awan lenticular terlebih dahulu muncul kemudian mengakibatkan tekanan udara yang berbeda. Perbedaan tekanan udara itu kemudian menimbulkan daya gerak udara yang menjadi bibit pusaran angin.

Rasionalkah Penjelasan Spiritual ?

Penilaian spiriual soal fenomena alam berupa awan lenticular atau caping gunung tentunya berbeda dengan apa yang disampaikan oleh BMKG. Tetapi bukan serta-merta lantas disimpulkan bahwa penilaian dari perspektif spiritual merupakan penilaian tidak masuk akal, alogis atau tidak ilmiah. Jangan buru-buru menyimpulkan, karena tidak lantas demikian logikanya ! Para pembaca yang budiman, silahkan luangkan waktu sejenak mengikuti apa yang hendak saya uraikan berikut ini.

Read the rest of this entry

Ngelmu Titen

NGELMU TITEN

Ngelmu artinya ilmu, titen artinya cermat dalam menandai dan membaca makna di balik suatu peristiwa alam. Ngelmu Titen adalah keahlian dalam melihat hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya dengan berbasis tradisi.
Ngelmu Titen merupakan kearifan lokal yang dapat dipelajari secara tradisional dan turun temurun dari nenek moyang bangsa kita. Tidak sedikit suku bangsa yang ada di Nusantara mempunyai kemampuan menonjol dalam hal penguasaan ngelmu titen. Sebut saja tradisi Ngelmu Titen yang dimiliki masyarakat Jawa dan Aceh terutama yang masih memegang teguh kearifan lokal. Maka tak heran jika tsunami Aceh 2004 sudah termaktub di dalam sastra kuno masyarakat Meulaboh, yang berusia lebih dari satu abad. Mungkin sebagian besar orang telah melupakan peringatan leluhurnya dari zaman dulu. Hingga tsunami benar-benar terjadi. Orang kemudian baru mengingat lagi pesan wingit itu.

Read the rest of this entry

Rahasia Alam ?

Hukum dan Rumus-Rumus Alam Semesta

Kita semua tentu cukup familiar dengan istilah “hukum alam”. Begitu pula  istilah rumus-rumus, dan semua rumus yang digunakan di semua disiplin ilmu pengetahuan merupakan bagian dari rumus-rumus alam. Jika hukum alam diumpamakan sebagai “pasal” maka rumus-rumus alam dapat diidentikkan dengan “ayat-ayat”. Sebagian yang lain menyebut hukum alam atau rumus itu sebagai bahasa alam. Seperti apa rumus-rumus alam dimaksud ? Sebagai contoh dapat dilihat dalam rumus-rumus yang dimiliki oleh berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bahkan jagad raya ini sesungguhnya  “kitab undang-undang” atau “buku” yang berisi milyaran bahkan trilyunan rumus-rumus alam. Hukum alam mencakup seluruh rumus-rumus alam, yakni semua peristiwa yang terjadi di ruang kosmos dalam hubungan saling berkaitan, yang lazimnya disebut hubungaan sebab-akibat, atau hukum timbal-balik. Prosesnya disebut sebagai dinamika perubahan alam. Dan satu-satunya yang tidak berubah di jagad raya ini adalah dinamika atau perubahan itu sendiri. Read the rest of this entry