Sugeng Warsa Enggal Tahun 1 Suro 1953 Taun Wawu
Bulan Sura tahun 1953 wawu ini secara kebetulan siklusnya berbarengan dengan tahun baru Hijriyah (1441 H), yakni tanggal 1 September 2019, neptu Minggu Wage (jumlah 9 jatuhnya lara atau sakit).
Seperti biasa, Ki Ageng Mangir Selalu memberikan petunjuk setiap datangnya bulan Sura. Kali ini, bulan Sura-nya adalah Sura Wiradat. Sekalipun bulan Sura tahun ini secara kodrat jatuh pada Minggu Wage, jika dihitung neptu hari jatuhnya kelara-lara atau (sakit/sakit-sakitan) tetapi semua itu masih diberikan kesempatan besar bagi siapapun untuk mewiradat, yakni memohon dispensasi atau keringanan, bahkan merubah kodrat yang kurang baik menjadi baik, atau yang berat menjadi ringan.
Tiba Lara & Tahun Wawu
Sura dengan neptu tiba lara, yang dimulai pada 1 September 2019, masih banyak orang yang akan merasakan kelara-lara. Kelara-lara hatinya, perasaannya atau fisiknya. Sedangkan Tahun Wawu, artinya tahun yang banyak abu. Abu bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni karena kekeringan atau kemarau panjang. Atau disebabkan oleh banyaknya gunung api yang meletus. Tahun 1953 warsa wawu ini, bisa jadi Gunung Merapi dan Gunung Agung meletus dalam waktu yang hampir bersamaan. Tetapi saya yakin letusannya tidak akan sangat dahsyat seperti letusan Merapi pada tahun 2010 atau letusan Gunung Agung tahun 1963. Karena saya menyaksikan sendiri banyak leluhur bersama para Dewa Jawata sering melakukan ritual di Gunung Agung dan Gunung Merapi. Sehingga Gunung Agung yang sempat berada pada status awas, sebelum berakhir dengan letusan besar seperti perhitungan ilmiah, yang terjadi justru sebaliknya status Gunung Agung makin menurun hingga ke level II (waspada) dan berubah menjadi letusan sporadik, terjadi secara berkala namun dengan skala letusan yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Begitupun dengan Gunung Merapi yang tadinya Desember 2018 dapat meletus dahsyat sekali setelah siklus 4-5 tahunan nihil letusan. Terhitung sudah satu tahun lebih, hingga saat ini Merapi berada pada status level II atau Waspada (note ; level I aktif normal, level II waspada, level III siaga, level IV awas). Namun Merapi selalu mengeluarkan lelehan lava pijar dengan intensitas guguran lava pijar yang cukup, sehingga jika suatu waktu benar-benar meletus, kemungkinan besar tidak akan seperti letusan Merapi tahun 2010.
Bagaimana Cara Mewiradat Sura Kelara-Lara ?